Takdir Timnas Indonesia: Gagal dan Berhasil yang Selalu Diawali dengan ‘Nyaris’

Takdir Timnas Indonesia: Gagal dan Berhasil yang Selalu Diawali dengan ‘Nyaris’

ABATANEWS, JAKARTA — Timnas Indonesia tak bisa memanfaatkan momentuk saat menghadapi Irak di laga kelima fase Grup F Ronde Kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Bermain di hadapan puluhan ribu suporter yang memadati Stadion Gelora Utama Bung Karno, pada Kamis (6/6/2024) sore, tim Garuda takluk dengan skor 0-2.

Atas kekalahan ini, Timnas Indonesia wajib menang di laga pamungkas, untuk mengamankan tiket Ronde Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Piala Asia 2027.

Laga terakhir akan berlangsung di standion yang sama, menghadapi Filipina pada Selasa (11/6/2024) pekan depan. Target menang ialah keniscayaan, agar tak ada lagi alibi yang membuat Indonesia bisa saja tergelincir.

Kalaupun pada akhirnya tak bisa meraih tiga poin, peluang itu tetap ada. Namun, harus merujuk pada hasil pertandingan lainnya antara Irak vs Vietnam.

Timnas Indonesia tampaknya ditakdirkan bermain dengan situasi ‘laga terakhir jadi penentu’.

Setidaknya, ini bisa dilihat dari 3 ajang di kancah Asia. Dimulai dari Piala Asia yang berlangsung awal tahun ini.

Tergabung di Grup D, kala itu, skuad asuhan Shin Tae-yong malah harus menunggu hasil pertandingan dari grup lain untuk memastikan tiket babak 16 besar. Itupun, cuma mengandalkan skema peringkat tiga terbaik.

Untungnya, Oman yang saat itu sama-sama berburu kuota keempat peringkat tiga terbaik, gagal memanfaatkan peluang saat berhadapan dengan Kirgizstan di Grup F. Kirgizstan sebetulnya berstatus juru kunci, namun berhasil menahan imbang Oman setelah mencetak gol di akhir babak kedua.

Kejadian berulang. Tepatnya pada Piala Asia U-23. Kekalahan di pertandingan perdana saat berhadapan tuan rumah Qatar, membuat Marselino dkk harus bermain sangat ekstra untuk lolos ke babak 8 besar. Dan hasilnya, terbilang sangat sukses karena memenangkan dua laga berikutnya dengan cukup meyakinkan.

Namun, takdir ‘nyaris’ kembali menghampiri. Tepatnya saat berebut tiket ke Olimpiade Paris 2024 lewat ajang yang sama. Saat itu, juara 1, 2, dan 3 dipastikan akan melenggang ke Olimpiade Paris.

Berawal dari babak semifinal, saat menghadapi Uzbekistan. Sayang, Indonesia kalah 0-2, dan menelan kerugian dengan diusirnya Rizky Ridho dari lapangan setelah diganjar kartu merah.

Peluang itu masih ada. Bila berhasil menjadi juara ketiga, sejarah tercipta. Asa sangat terbuka kala Ivar Jenner sukses mencetak gol terlebih dahulu di menit ke-19 saat melawan Irak, dalam perebutan juara ketiga.

Namun, Indonesia yang kehilangan pemain kuncinya, Rizky Ridho akibat kartu merah yang diterimanya pada laga sebelumnya, membuat lini belakang Indonesia sedikit rapuh.

Dan secara dramatis, blunder yang dibuat oleh Justin Hubner pada babak pertambahan waktu, membuat harapan itu kembali menipis. Indonesia kalah 1-2 atas Irak.

Harapan terakhir akhirnya kembali harus dilakoni. Menghadapi wakil dari zona Afrika, Guinea untuk berebut tiket terakhir Olimpiade Paris.

Waktu itu, Indonesia kembali didera oleh sejumlah drama. Mulai dari kartu merah Rizky Ridho yang masih berlaku, hingga Justin Hubner yang tak dilepas oleh klubnya. Sementara, Elkan Baggot tak beri kabar terkait pemanggilannya di timnas. Alhasil, Indonesia mengalami krisis lini belakang.

Pada saat laga, drama dan kontroversi kembali menjadi momok. Bahkan, pelatih timnas, Shin Tae-yong harus diusir wasit karena dianggap terlalu banyak protes.

Indonesia pun akhirnya dipaksa menunggu 4 tahun lagi setelah pemain Guinea berhasil membobol gawang Indonesia lewat titik putih penalti. Skor akhir 0-1 untuk kekalahan skuad Garuda.

Berkaca dari hasil sebelumnya, Indonesia tak boleh lengah sedikitpun saat menghadapi Filipina pekan depan. Kemenangan sudah harus menjadi harga mati, untuk bisa berada di gerbang Piala Dunia 2026.

Tak ada lagi kata ‘seri’ apalagi ‘kalah’. Sebab, kalau satu di antara dua hasil itu terjadi, maka takdir Timnas Indonesia ada di ‘tangan’ tim lain.

Berita Terkait
Baca Juga