Tak Naik Jet, Muhammadiyah: Paus Tunjukkan Sikap Teladan Sebagai Pemimpin

Tak Naik Jet, Muhammadiyah: Paus Tunjukkan Sikap Teladan Sebagai Pemimpin

ABATANEWS, JAKARTA — Kunjungan Paus Fransiskus yang dimulai pada hari ini, Selasa (3/9/2024), telah menciptakan momentum penting dalam hubungan antaragama dan diplomasi global.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengapresiasi kunjungan ini sebagai bentuk keteladanan pemimpin dunia dalam merajut dialog lintas iman dan membangun perdamaian. Paus Fransiskus dijadwalkan berada di Indonesia hingga Jumat (6/9/2024).

Keputusan Paus Fransiskus untuk melakukan perjalanan panjang menggunakan pesawat komersial ITA Airways (Italia) bukan pesawat mewah seperti jet, menunjukkan sikap rendah hati dan sederhana dari seorang pemimpin berusia 87 tahun.

Paus memilih untuk menginap di kompleks Kedubes Vatikan di kawasan Gambir dan menggunakan mobil sederhana, Innova Zenix, selama di Jakarta.

Haedar Nashir menekankan bahwa pilihan ini merupakan contoh yang dapat menginspirasi para pemimpin nasional dan global tentang arti penting kesederhanaan dan komitmen untuk tetap dekat dengan rakyat.

“Hal itu menunjukkan keteladanan yang dapat menjadi inspirasi penting bagi para pemimpin bangsa di tingkat nasional dan ranah global,” kata Haedar dalam pernyataan tertulis.

Menguatkan Hubungan Antaragama

Dalam konteks hubungan antaragama, khususnya antara Islam dan Katolik, kunjungan ini memiliki makna yang mendalam.

Paus Fransiskus telah lama dikenal sebagai sosok yang berkomitmen pada dialog lintas agama. Salah satu bukti nyata komitmen ini adalah penandatanganan Dokumen Abu Dhabi tentang Human Fraternity pada 2019 bersama Grand Syeikh al-Azhar, Dr. Ahmad el-Thayeb.

Dokumen tersebut menekankan pentingnya kerja sama antariman dalam membangun perdamaian dunia dan menghormati harkat serta martabat kemanusiaan.

Di Indonesia, kunjungan Paus akan melibatkan berbagai kelompok agama dalam dialog yang mendalam dan terbuka. Haedar Nashir menilai, kunjungan ini dapat memperkuat citra Indonesia sebagai negara dengan keragaman agama dan budaya yang harmonis.

Sebagai tuan rumah, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menyambut Paus dengan keramahan dan kesantunan, mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa.

Peluang Diplomasi Perdamaian

Lebih jauh, Haedar menekankan bahwa kunjungan ini juga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia sebagai kesempatan untuk memperkuat diplomasi perdamaian di panggung global.

Pertemuan dengan Paus Fransiskus bisa menjadi momen penting bagi Indonesia untuk mengedepankan posisinya dalam isu-isu perdamaian dunia, terutama yang terkait dengan Palestina.

Menurut Haedar, Indonesia bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendorong inisiatif perdamaian yang lebih proaktif dan mencari solusi permanen bagi konflik di Palestina dengan melibatkan berbagai pihak internasional.

Dengan kunjungan Paus Fransiskus ini, Indonesia diharapkan tidak hanya memperkuat hubungan antaragama tetapi juga memperkokoh peranannya sebagai negara yang aktif dalam menciptakan perdamaian global.

Berita Terkait
Baca Juga