Tak Lolos Seleksi BUMD, Eks Jubir ADAMA Salahkan Timsel dan Pansel

Tak Lolos Seleksi BUMD, Eks Jubir ADAMA Salahkan Timsel dan Pansel

ABATANEWS, MAKASSAR – Salah satu peserta seleksi Direksi dan Dewan Pengawas (Dewas) BUMD Kota Makassar, Natsar Desi melayangkan protes. Ia mengaku kecewa atas keputusan yang diambil oleh tim seleksi (Timsel) dan panitia seleksi (Pansel).

Mantan Juru Bicara Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (ADAMA) pada Pilwalkot Makassar 2020 lalu itu menilai, timsel dan pansel menentukan siapa yang lolos tidak sesuai regulasi.

“Ini hanya berdasarkan pesanan. Untuk apa dilakukan seleksi. Sebaiknya diserahkan saja kepada wali kota yang memiliki hak prerogatif,” katanya, dalam sesi jumpa pers di salah satu kedai kopi di Jalan Topaz, Makassar, pada Rabu (6/7/2022).

Ia menjelaskan, ada peserta yang dinyatakan lolos, padahal sudah berusia 60 tahun. Sementara dalam aturan, katanya, batas maksimal kandidat hanya 55 tahun, khusus untuk dewas.

“Panitia mengeluarkan peraturan sendiri. Tidak sesuai dengan perundang-undangan. Memperbolehkan selama sudah menjabat. Apalagi kalau hanya Direksi,” ucapnya.

Hal yang mengganjal lain yang ditemukan ialah saat pengumuman seleksi berkas. Katanya, peserta yang memasukkan berkas untuk jabatan Dewas PDAM ialah 15 orang. Namun, saat lulus, ternyata 16 orang.

“Itukan sudah salah,” tegasnya.

Selain itu, ia juga mempertanyakan nama Sekda Makassar, Muhammad Anshar yang tiba-tiba terpilih sebagai Dewas PDAM Makassar. Padahal, Ansar ialah Ketua Timsel.

“Masak jadi pemain? Tiba-tiba ada namanya lulus. Pertanyaannya, siapa yang kasih nilai? Siapa yang seleksi dia?,” ucapnya.

Kejanggalan lainnya, saat Natsar menjalani seleksi wawancara untuk jabatan di PD Pasar. Katanya, ia hanya ngobrol biasa dengan pewawancara yang diakuinya dikenal.

 

 

Lama-lama langsung bilang selesai.
Sudah selesai, saya juga kaget. Tidak diwawancarai langsung bilang selesai. Apakah begitu caranya seleksi seorang seleksi. Saya yang banyak bicara soal nostalgia masa lalu. Tidak terkait dengan seleksi. Ngobrol saja baru dianggap selesai. Saya olah lagi dengan teman-teman. Saya permisi. Ini menandakan bahwa seleksi ini dianggap main-main. Saya kaget juga,” paparnya.

Makanya, ia menegaskan, hal semacam ini perlu untuk diketahui oleh publik. Pasalnya, dianggap merusak citra Wali Kota Makassar, Danny yang menginginkan seleksi sesuai dengan aturan hukum.

“Kami berkesimpulan bahwa ini perilaku pansel dan timsel. Kami ini hanya ingin menegakkan aturan. Mohon kiranya batalkan semua ini karena cacat hukum. Bermasalah ini kalau diteruskan. Kalau ada mau bantah saya siap. Saya akan memberikan bukti-bukti. Saya ingin membela pak wali. Karena saya salah satu bagian terpilihnya beliau. Saya tidak mau ada aparat yang menyalahgunakan kewenangannya,” terangnya lagi.

Ia berencana akan melaporkan hal ini secara langsung kepada Danny. Selain itu, ia juga akan mengadu ke DPRD Makassar.

Berita Terkait
Baca Juga