Tak Hiraukan PBB, AS Ajukan Resolusi Damai Rusia-Ukraina

ABATANEWS, JAKARTA — Amerika Serikat (AS) mengambil langkah mengejutkan dengan menyusun draft resolusi PBB sendiri terkait konflik Ukraina-Rusia. Langkah ini dinilai sebagai respons tersendiri terhadap draft yang sebelumnya diajukan oleh Ukraina dan Uni Eropa, yang akan dibahas dalam sidang umum PBB.
Namun, inisiatif AS ini justru menuai skeptisisme dari negara-negara Eropa, termasuk Ukraina, karena tidak ada keterlibatan mereka dalam proses penyusunan draft tersebut.
Menurut laporan Reuters, draft AS terdiri dari tiga paragraf yang menyoroti duka atas korban konflik, menegaskan prinsip PBB terkait perdamaian dan keamanan internasional, serta mendorong penyelesaian konflik dengan cepat demi perdamaian jangka panjang.
Meski demikian, pemerintah AS belum memberikan kepastian kapan draft tersebut akan diajukan ke sidang PBB. Sementara itu, pada Senin (24/2), sidang umum PBB yang dihadiri oleh 193 negara akan melakukan pemungutan suara terhadap resolusi yang diajukan oleh Ukraina dan Uni Eropa. Draft ini menekankan de-eskalasi, penghentian konflik, serta penyelesaian damai sesuai dengan Piagam PBB dan hukum internasional.
Ukraina dan Uni Eropa telah menggalang dukungan sejak bulan lalu agar resolusi mereka mendapat suara mayoritas. Walaupun keputusan sidang ini tidak bersifat mengikat, hasilnya dapat memberikan gambaran global mengenai sikap dunia terhadap perang yang masih berlangsung.
Berbeda dengan Dewan Keamanan PBB, sidang umum ini tidak memberikan hak veto kepada negara mana pun, sehingga suara mayoritas akan menjadi penentu. Draft Ukraina dan Uni Eropa menekankan pentingnya upaya diplomatik yang lebih besar untuk mencegah eskalasi konflik dan mencapai perdamaian yang menyeluruh.
Selain itu, draft tersebut juga kembali menegaskan permintaan kepada Rusia untuk menarik pasukannya dari Ukraina serta mengakhiri permusuhan. Resolusi serupa sebelumnya telah disepakati oleh 143 negara pada Oktober 2022, yang mengecam aneksasi ilegal Rusia terhadap empat wilayah Ukraina. Namun, Rusia tetap mengabaikan resolusi tersebut.
Kini, dinamika baru muncul dengan adanya draft resolusi AS yang bisa menjadi pesaing di tengah upaya diplomatik yang sedang berjalan. Bagaimana komunitas internasional akan merespons langkah AS ini? Sidang PBB mendatang akan menjadi panggung penting untuk melihat arah kebijakan global terhadap konflik Ukraina-Rusia.