Syamsari Harap Vaksinasi 100 persen Jadi Kado HUT Takalar

Syamsari Harap Vaksinasi 100 persen Jadi Kado HUT Takalar

ABATANEWS, MAKASSAR – Bupati Takalar, H Syamsari meminta seluruh pejabat publik di pemerintahan agar memperhatikan soal vaksinasi. Apalagi, masih ada target 100 persen Vaksinasi yang harus dikejar hingga Februari 2022 ini.

Hal ini ia sampaikan dalam rapat yang berlangsung di Baruga I Mannindori Kantor Bupati Takalar, Rabu 12 Januari 2022. Rapat ini, dihadiri oleh Kapolres Takalar, Kepala Kejaksaan Takalar, Sekda Takalar, Asisten I Bidang Pemerintahan & Kesra Setda KabTaklar, Kepala Dinas Sosial dan PMD Takalar, Para Camat se-Kab Takalar serta para Kepala Desa/Lurah se-Kab Takalar dengan tema “Arah Kebijakan Pemerintah Dalam Membangun Desa Tahun 2022”.

“Kepada Pemerintah Desa untuk gencarkan percepatan vaksinasi di desa dengan target capaian 100 persen bulan februari mendatang sebagai kado ulang tahun Kabupaten Takalar 10 februari mendatang,” imbuh H Syamsari.

Bupati Takalar ini, juga meminta agar para kepala desa dan perangkatnya harus menguasai potensi di desanya hingga semakin inovatif. Dengan penataan desa dari dua menjadi tiga desa dapat menjadikan sebagai alasan masuknya mendapatkan dana desa yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan dan kepentingan masyarakat

“Kami di sekretariat daerah juga berkontribusi memberikan hadiah berupa peta baru Takalar. Di mana kami berusaha untuk pembentukan dua kecamatan baru. Yakni Kecamatan Polongbangkeng Rimur dan Kecamatan Laikang yang sudah diajukan ke DPRD. Selain itu, 11 desa yang sudah kita ajukan pemekarannya ke pemprov dan pusat bisa mendapatkan kode registrasi menyusul desa yang lain,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekda Takalar menjelaskan beberapa hal terkait program prioritas dalam penggunaan dana desa untuk tahun 2022. Di mana 40% diperuntukkan untuk perlindungan sosial berupa BLT, 20%.

Kemudian untuk program ketahanan pagan dan hewan, 8% pendanaan covid. Terakhir, 32% untuk sektor peiorotas lainnya yang dirancang dan disepakati oleh desa.

“Pemerintah desa lebih kreatif dalam memajukan desanya dengan menghidupkan Bumdes dan merancang usaha yang dapat menghasilkan pendapatan sehingga desa memiliki penghasilan sendiri tanpa menunggu dana dari pemerintah daerah” tutup H. Hasbi

Berita Terkait
Baca Juga