Sukses Kembangkan Tanaman Porang, Syahar Raih Penghargaan Tertinggi KTNA

Sukses Kembangkan Tanaman Porang, Syahar Raih Penghargaan Tertinggi KTNA

ABATANEWS – Wakil Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif meraih penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama dari Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA).

Syahar bakal menerima penghargaan tersebut di kantor Kementerian Pertanian RI, Jakarta, Kamis (23/9/2021) mendatang.

Sekretaris Nasdem Sulsel itu menerima penghargaan atas pengabdian, kesetiaan dalam mendampingi, memotivasi semangat serta kemandirian petani dan nelayan dalam meningkatkan pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan serta sistem dan usaha agribisnis. Sehingga dapat dijadikan teladan bagi setiap warga negara Indonesia.

Syahar menerima penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama bersama Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah, dan Bupati Kampar, Riau, Catur Sugeng Susanto.

Sementara untuk penerima Lencana Tingkat Madya, dari tujuh penerima ada nama Bupati Wajo Amran Mahmud.

“Alhamdulillah, kesemuanya ini adalah refleksi kolektif dari sebuah etos kerja Resopa Temmangingngi Namalomo Naletei Pammase Dewata (Hanya dengan kerja tak kenal putus asah Rahmat Allah akan tercurah,” ujar Syahar.

Penghargaan ini juga Syahar terima, atas keberhasilannya dalam budidaya dan mengembangkan tanaman Porang di Sulsel.

Syahruddin Alrif, memulai menanam porang, tanaman jenis umbian yang ditanam di lahan tandus yang hanya ditumbuhi padang ilalang di Desa Talawe, Kecamatan Sidenreng, Sidrap.

Di masa awal penanaman Porang, Syahar mengaku banyak mendapat cibiran.

“Cibiran orang ada benarnya, porang yang ditanam perdana di lahan 50 Ha, itu banyak mati, sisanya kerdil dan pertumbuhannya lambat,” ujarnya.

Tapi hal itu tak membuat Syahar, patah arang. Justru menjadi pelecut semangat untuk bertani lebih serius lagi.

“Saya harus buktikan bahwa saya bisa merja kebun, karena memang saya anak petani,” tegas Syahar.

Syahar mulai mengembangkan proses budidaya tanaman Porang.
Berbagai cara dilakukan untuk sukses dan fokus pada tanaman Porang, tanah tandus diolah dengan memberi ratusan ton sekam padi dari pabrik penggilingan beras yang tak jauh dari lokasinya.

Lalu ditanami puluhan ribu pohon pisang dengan maksud pohon pelindung yang cepat, mudah tumbuh dan produktif.

“Bertani itu kerja, kerja dan bekerja sambil mempelajari perkembangan hal apa yang sejatinya dilakukan lagi,” urainya.

Berselang delapan bulan, pisang tumbuh lebat dan porang menampakkan hasil yang menggembirakan. Saat itu, sudah ada Katak atau buah porang yang setiap pohonnya dibuahi 2 sampai 5 buah katak.

Kesuksesan ini membuat banyak orang decak kagum termasuk yang awalnya mencibir karena tidak percaya porang bisa tumbuh di tanah tandus. Tak hanya porang dan pisang yang dikembangkan kini, ratusan batang kelor, sukun dan lainnya tumbuh lebat.

Lahan yang awalnya 50 Ha, kini sudah 85 Ha. Agar petani binaanya lebih semangat dan sejahtera, disela lahan porang yang agak rendah, ditanami padi dan pelihara ikan.

Atas kesuksesannya itu, anak mudahnya Sulsel ini tak lagi hanya disibukkan memimpin rapat dan melayani tamu di DPRD Sulsel, tapi juga harus cerdas dan lebih disiplin menerimah tamu di sekolah alam porang binaanya. Mulai dari kelompok tani, pejabat, politisi dari berbagai daerah hingga pejabat pusat, seperti menteri datang belajar bercocok tanam porang.

belum lagi undangan untuk mengajar bertani porang dari berbagai kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia.

Berita Terkait
Baca Juga