Studi: Potensi Rawat Inap Omicron Lebih Kecil Dibanding Delta
ABATANEWS, JAKARTA – Sebuah penelitian mengungkapkan hal yang cenderung baik untuk Covid-19 varian Omicron. Dibandingkan varian Delta, risiko terpapar dengan parah dan mendapat rawat inap lebih kecil dari varian Omicron. Meski diketahui, penularan varian Omicron jauh lebih cepat ketimbang Delta.
Omicron dikaitkan dengan pengurangan dua pertiga risiko rawat inap Covid-19 dibandingkan dengan Delta, yang dirilis secara online pada Rabu (22/12/2021) sebagai makalah kerja oleh para peneliti di University of Edinburgh di Inggris yang berbasis di Skotlandia.
Studi dari Skotlandia memasukkan data pada 23.840 kasus Omicron dan 126.511 kasus Delta, dari 1 November hingga 19 Desember. Para peneliti – dari University of Edinburgh, University of Strathclyde dan Public Health Scotland – mengamati dari dekat hasil kesehatan di antara infeksi Omicron dibandingkan dengan infeksi Delta. Ada 15 penerimaan rumah sakit di antara mereka dengan infeksi Omicron dan 856 rawat inap di antara Delta.
“Meskipun jumlahnya kecil, penelitian ini merupakan kabar baik. Pengurangan dua pertiga rawat inap pada orang muda yang divaksinasi ganda dibandingkan dengan Delta menunjukkan bahwa Omicron akan lebih ringan untuk lebih banyak orang,” James Naismith, direktur Rosalind Franklin Institute dan profesor struktural biologi di Universitas Oxford, yang tidak terlibat dalam kedua studi tersebut, melansir CNNIndonesia.com, pada Kamis (23/12/2021).
Makalah lain, diposting Selasa (21/12/2021) ke medrxiv.org server online, menunjukkan bahwa orang dengan infeksi Omicron memiliki kemungkinan 80 persen, lebih rendah untuk dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan infeksi Delta. Tetapi begitu seorang pasien dirawat di rumah sakit, tidak ada perbedaan dalam risiko penyakit parah, menurut penelitian yang berbasis di Afrika Selatan.
Kedua studi termasuk data awal dan belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review. Meski sedikit mendapat kelegaan, namun yang harus diingat, ini adalah penelitian awal.
“Studi ini ketat tetapi masih awal (sehingga mungkin berubah sedikit dengan lebih banyak data dan lebih banyak penelitian akan dilaporkan dalam beberapa minggu ke depan). Perlu dicatat bahwa beberapa ilmuwan Afrika Selatan telah mengatakan Omicron lebih ringan untuk beberapa waktu,” kata Naismith.
“Meskipun pengurangan dua pertiganya signifikan, Omicron dapat menyebabkan penyakit parah pada orang yang divaksinasi ganda. Jadi, jika Omicron terus berlipat ganda setiap beberapa hari, itu bisa menghasilkan lebih banyak rawat inap daripada Delta dari populasi yang divaksinasi ganda.”
Data juga menunjukkan bahwa setelah menerima vaksin dosis ketiga, atau suntikan booster, dikaitkan dengan penurunan 57 persen risiko infeksi Omicron simtomatik bila dibandingkan dengan setidaknya 25 minggu setelah menyelesaikan dosis kedua.
“Data nasional awal ini menunjukkan bahwa Omicron dikaitkan dengan dua pertiga pengurangan risiko rawat inap COVID-19 jika dibandingkan dengan Delta. Sementara menawarkan perlindungan terbesar terhadap Delta, dosis vaksinasi ketiga/penguat menawarkan perlindungan tambahan yang substansial terhadap risiko gejala COVID-19 untuk Omicron,” tulis para peneliti dalam makalah tersebut.
Meski data awal menyebut omicron tak menimbulkan masalah rawat inap namun berbagai protokol kesehatan (cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, membatasi mobilitas) dan juga vaksinasi juga harus segera dilakukan untuk menekan risiko infeksi Covid-19. (*)