Stok Beras Dicap Ada, Moeldoko Minta Masyarakat Tidak Panic Buying
ABATANEWS, JAKARTA — Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko meminta masyarakat untuk tidak melakukan panic buying atau pembelian secara ugal-ugalan terhadap bahan pokok beras.
Seperti diketahui, masyarakat belakangan ini dikeluhkan dengan langkanya sejumlah stok beras tertentu dan tingginya harga jual di pasaran.
Makanya, masyarakat melakukan pembelian beras secara besar-besaran di tempat jual beli beras, yang mengakibatkan distribusi penjualan beras tidak merata.
“Masyarakat tidak perlu panic buying karena stok ada dan beli secukupnya,” kata Moeldoko, dikutip Jumat (1/3/2024).
Meski demikian, ia menegaskan penanganan masalah beras harus secara cepat dan detail. Apalagi, banyak masyarakat yang mengeluhkan kelangkaan stok beras di ritel modern.
Moeldoko mengatakan, harga beras di beberapa pasar induk sudah turun dan stoknya cukup. Namun, ada masalah dalam distribusi serta harga beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) di ritel modern. Sehingga penanganan pangan dalam negeri harus dilakukan menyeluruh, salah satunya dengan relaksasi satgas pangan.
“Utamanya, untuk mengisi dulu wilayah-wilayah yang stoknya terbatas di ritel modern,” ungkapnya.
Moeldoko juga menyoroti antrean warga dalam Operasi Pasar, di mana Bulog kehabisan stok beras 5 kilogram. Ini disebabkan keterbatasan pengemasan beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) dalam isian 5 kilogram.
“Distribusi dan pengemasan ini harus diusahakan secara cepat, supaya tidak ada lagi antrian,” tegas Moeldoko.
“Tempat antrian juga harus layak, gunakan semua sarana. Pemda, Kepolisian, Kodim semua harus ikut turun dan berpikir lebih detail, jangan asal dan sesuaikan kondisi riil di lapangan,” lanjutnya.
Soal masalah distribusi beras impor, Moeldoko menegaskan kepada Bulog untuk melakukan koordinasi dengan Pelindo dan Bea Cukai agar mempercepat proses pembongkaran stok beras impor di pelabuhan.
“Segera undang untuk bicara soal distribusi (beras), jangan lama di pelabuhan, prioritaskan” pungkasnya.