Purbaya Beberkan Cara Kelola Utang Indonesia yang Kini Tembus Rp9138 T

Purbaya Beberkan Cara Kelola Utang Indonesia yang Kini Tembus Rp9138 T

ABATANEWS, JAKARTA — Pemerintah menyiapkan langkah strategis untuk memperkuat fondasi fiskal nasional di tengah beban utang negara yang mencapai Rp9.138,05 triliun per akhir Juni 2025. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan, perbaikan pengelolaan utang akan dimulai dari efisiensi anggaran dan peningkatan kualitas belanja negara.

“Strategi yang pertama adalah anggarannya dibelanjakan tepat sasaran, tepat waktu, nggak ada kebocoran, optimalkan dampak anggaran ke perekonomian,” kata Purbaya saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Selasa (28/10/2025).

Menurut Purbaya, efektivitas penggunaan anggaran menjadi kunci utama untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menilai, setiap rupiah yang dibelanjakan harus mampu menciptakan efek berganda terhadap aktivitas ekonomi dan penerimaan negara.

“Harapannya dengan seperti itu maka pertumbuhan ekonomi lebih cepat, pajaknya juga akan lebih besar income-nya, sehingga saya bisa menekan defisit dari situ,” ujarnya.

Melalui pengelolaan anggaran yang efisien, Purbaya optimistis pertumbuhan ekonomi dapat meningkat tanpa menambah tekanan terhadap defisit fiskal. Ia juga menargetkan peningkatan rasio pajak terhadap PDB (tax-to-GDP ratio) melalui reformasi di sektor penerimaan, termasuk pajak dan bea cukai.

“Ke depan, kalau ekonominya bisa tumbuh lebih cepat lagi, dengan perbaikan juga di sektor penerimaan, bea cukai dan juga pajak, harusnya kita bisa expect perbaikan di tax-to-GDP ratio,” katanya.

Purbaya menilai, penguatan sektor riil menjadi komponen penting untuk mendorong peningkatan rasio pajak. Ia memperkirakan, apabila sektor riil tumbuh sesuai harapan, rasio pajak dapat naik antara setengah hingga satu persen, yang berarti tambahan penerimaan negara minimal Rp100 triliun.

Untuk memastikan hal itu, Purbaya aktif turun langsung ke lapangan guna mengidentifikasi hambatan di sektor riil. Langkah tersebut disebutnya sebagai bentuk komitmen untuk mempercepat pergerakan ekonomi di daerah.

“Jadi, saya ke sana-kemari bukan nggak ada kerjaan, karena saya bertaruh untuk triwulan ini paling nggak laju pertumbuhan ekonominya lebih cepat dibanding triwulan-triwulan sebelumnya. Kita targetkan di atas 5 persen, kalau bisa syukur,” ujarnya.

Selain sektor fiskal dan riil, Menkeu juga mencermati meningkatnya daya beli masyarakat yang tercermin dari naiknya penjualan ritel dan konsumsi rumah tangga. Berdasarkan data Bank Sentral, permintaan kendaraan bermotor dan kredit konsumsi mengalami kenaikan, menandakan pulihnya optimisme masyarakat.

“Sepertinya sudah membaik, kalau lihat data dari Bank Sentral katanya retail sales-nya mulai naik. Kalau anecdotal evidence dari orang-orang di daerah sepertinya sudah naik juga, ada yang jual mobil, mobilnya mulai laku, jual motor sudah ada permintaan kredit dll, sepertinya sudah bergerak,” pungkasnya.

Berita Terkait
Baca Juga