Presiden Minta Tak Ada Lagi Politisasi Agama, Ketua DPR: Kita Tahu Kapan Bertanding, Kapan Bersanding

Presiden Minta Tak Ada Lagi Politisasi Agama, Ketua DPR: Kita Tahu Kapan Bertanding, Kapan Bersanding

ABATANEWS, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyampaikan pidato tahunannya di Sidang Tahunan MPR RI, pada Selasa (16/8/2022).

Salah satu hal yang disampaikan oleh Presiden Jokowi ialah kondisi politik jelang Pemilu 2024. Meski masih terbilang lama, namun Presiden tetap memberi imbauan agar situasi politik tetap terjaga.

Awalnya, ia meminta kepada seluruh pihak agar mendukung kerja-kerja penyelenggara Pemilu, agar bisa terlaksana dengan sukses.

Makanya, salah satu hal yang ditekankan ialah terkait isu politik yang kerap jadi bahan kampanye di masyarakat. Ia menegaskan, agar masyarakat tidak menggunakan isu yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

“Saya ingatkan, jangan ada lagi politik identitas. Jangan ada lagi politisasi agama. Jangan ada lagi polarisasi sosial,” kata Jokowi, seperti dilihat dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap, demokrasi di tanah air ini makin dewasa dan ia ingin agar konsolidasi nasional dapat diperkuat oleh seluruh lapisan masyarakat.

Olehnya, ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak, termasuk tokoh agama, tokoh masyakarat, hingga budayawan yang terus ikut dalam memperkokoh fondasi kebangsaan di Indonesia.

“Saya juga mengharapkan dukungan dari semua lembaga negara untuk menjaga dan membangun demokrasi di negeri tercinta ini, untuk memperkokoh ideologi bangsa,” katanya.

Sementara itu, dalam pidato Ketua DPR RI, Puan Maharani, yang juga menyentil soal politik, menyebut, ada berbeda dari tahun politik kali ini.

Meski masih ada dua tahun, tapi Puan merasa, tahun politik kali ini hadir lebih cepat. Hal ini, katanya, ditandai dengan masifnya perbincangan perihal Pemilu 2024 di berbagai lapisan masyarakat.

“Kita semua dapat merasakan, bahwa tahun politik sepertinya datang lebih awal. Perbincangan tentang suksesi kepemimpinan nasional menjadi topik di media sosial hingga warung-warung kopi di penjuru negeri,” kata Puan.

Puan menilai kondisi tersebut menggembirakan sebab masyarakat kian dewasa dalam melihat perbedaan dalam pilihan politik. Menurut dia, masyarakat semakin paham tentang bagaimana menyikapi perbedaan politik sejak Pemilu 1999 silam.

“Kita tentu paham kapan waktu bertanding, dan kapan waktu bersanding. Marilah kita bangun komitmen bersama untuk melaksanakan pesta demokrasi dengan aman, damai, bersuka ria dan tanpa memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Puan.

Berita Terkait
Baca Juga