ABATANEWS, MAKASSAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel bekerjasama dengan PT Great Giant Food (GGF), salah satu perusahaan pengolahan pangan terbesar yang menerapkan konsep integrated farming, yang memadukan perkebunan dan peternakan dalam siklus produksi yang berkelanjutan.
Perusahaan ini berkedudukan di Provinsi Lampung dengan sembilan unit usaha. Salah satunya memproduksi buah segar yang diekspor ke 65 negara.
Baca Juga : Pj Gubernur Minta BMPS Cari Solusi Atasi Masalah Pendidikan di Sulsel
Kerja sama ini untuk mendukung salah satu program prioritas Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin dalam penguatan ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Pj Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Andi Muhammad Arsjad, telah berkunjung ke GGP Lampung, untuk membahas kerjasama dengan Pemprov Sulsel. Kerjasama yang dimaksud mulai dari penyediaan bibit yang menggunakan teknologi kultur jaringan, pendampingan, hingga pemasaran.
Arsjad yang dihubungi via telpon, Rabu malam, 20 September 2023, menjelaskan, GGP tidak hanya berorientasi bisnis, tetapi juga pemberdayaan masyarakat. Perusahaan ini membina 11 kelompok masyarakat, dimana setiap kelompok beranggotakan 70 orang petani pisang, dengan luas lahan kurang lebih 100 hektare per kelompok.
Baca Juga : Pemprov Sulsel Raih Indeks Reformasi Hukum Dengan Nilai 98,16
Pendapatan mereka mencapai Rp5 juta per minggu atau Rp20 juta per bulan. Budidaya pisang ini cukup ekonomis dan prospektif untuk dikembangkan. Tidak heran banyak yang beralih dari pekebun kopi ke pisang.
Khusus di Sulsel, jelas Arsjad, untuk tahap awal ditargetkan 100.000 hektare. Terdiri dari lahan pemprov, masyarakat, BUMN/ BUMD, dan lain-lain, yang kita harapkan dapat bekerja sama dan membantu.
Termasuk adanya dukungan dari Forkopimda, baik propinsi maupun kabupaten kota, perguruan tinggi, swasta, organisasi masyarakat, profesi dan lainnya, untuk menyukseskan program Gerakan Gemar Menanam pisang ini. Pemprov Sulsel akan membantu bibit pisang secara gratis melalui teknologi kultur jaringan
Baca Juga : Pemerintah Pusat Sebut Penanganan Stunting di Sulsel Masuk Kategori Berdaya
“Pisang ini secara kultur budaya sangat dekat dengan masyarakat kita. Sebagian besar kue tradisional kita berbahan dasar pisang. Dalam setiap acara-acara budaya kita, juga selalu ada pisang. Tanaman pisang juga termasuk tanaman yang sangat mudah tumbuh, dan tidak butuh perlakuan khusus,” jelasnya.
Menurut Arsjad, Pemprov Sulsel sebenarnya sudah memiliki teknologi kultur jaringan ini, namun masih sangat terbatas. Karena itu, selain menggandeng GGP Lampung, pengembangannya juga akan dibantu oleh perguruan tinggi yang ada di Makassar.
“Kita akan lakukan pendampingan mulai dari hulu hingga ke hilir. Mulai dari pengolahan, pembibitan, budidaya sampai pada pemasaran akan kita fasilitasi dan dampingi,” imbuhnya.
Baca Juga : Pemprov Sulsel Raih Zona Hijau dan Opini Kualitas Tertinggi atas Kepatuhan Pelayanan Publik
Ia menuturkan, pisang sebagai salah satu komoditi hortikultura sangat menjanjikan. Bisa meningkatkan pendapatan masyarakat, apabila produk yang dihasilkan sesuai standar pasar. Karena itu, ada dua yang menjadi target dalam program ini, yakni untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan pasar global atau ekspor.
“Kami juga mendapatkan dukungan dari TGUPP dalam hal analisis secara akademisi dan bisnis, yang nantinya kita akan tuangkan dalam bentuk panduan yang akan menjadi buku pegangan untuk menyamakan persepsi dalam melaksanakan program Gemar Menanam Pisang ini,” terangnya.
Arsjad menambahkan, Penjabat Gubernur berharap program ini dapat didukung oleh semua pihak sebagai suatu gerakan bersama, dalam memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.