Pemerintah Akan Impor Beras 2,8 Juta Ton Tahun Ini, Klaim Tak Berimbas ke Petani
ABATANEWS, JAKARTA — Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa saat ini persediaan beras mencukupi, namun terdapat kekurangan sebanyak 2,8 juta ton. Defisit ini disebabkan oleh dampak buruk dari badai El Nino yang berlangsung beberapa waktu lalu.
Sebagai upaya penyelesaiannya, pemerintah berencana mengatasi kekurangan tersebut dengan melakukan impor, bukan dengan mengimpor beras baru, tetapi melanjutkan rangkaian impor yang dimulai pada tahun 2023 hingga tahun 2024 ini.
“Untuk angka panen di awal Januari sudah ada proyeksinya, jadi angkanya dekat-dekat 1 juta ton.Sementara kebutuhan beras sebulan sekitar 2,5 sampai 2,6 juta ton,” kata Arief, mengutip keterangan resmi, Jumat (19/1/2024).
“Dua bulan di 2024 ini akibat El Nino, total kekurangan kita memang sampai 2,8 juta ton. Tapi kita akan cover dengan yang carry over 2023 dan importasi yang masuk di 2024. Jadi saya rasa cukup stoknya,” sambungnya.
Dia mengatakan akan melakukan penjajakan ke sejumlah negara. Seperti Vietnam, Thailand, dan menindaklanjuti dengan China.
“Jadi dari Vietnam, dari Thailand, kemudian tadi kami juga melaporkan bahwa akan menindaklanjuti ke beberapa yang sudah bicara dengan Bapak Presiden, (misalnya) yang dari Cina, kemudian dari Thailand dan Vietnam,” ucap Arief.
Meski akan meneruskan impor, Arief menyebut, petani di dalam negeri sebisa mungkin tidak terimbas. Caranya, dengan menjaga harga penyerapan produksi petani lokal tetap baik. Dia juga meminta impor beras dilakukan sebelum panen raya.
“Tapi yang harus diperhatikan, tentunya harga di tingkat petani harus tetap terus dijaga. Kita akan jaga balance ini. Stok importasi juga harus selesai masuk sebelum panen raya, sehingga tidak mengusik produksi hasil panen raya,” tegasnya.