Patung Penyu Rp15,6 M di Sukabumi Rusak, Ternyata Berbahan Kardus 

Patung Penyu Rp15,6 M di Sukabumi Rusak, Ternyata Berbahan Kardus 

ABATANEWS, JAKARTA – Viral di media sosial patung penyu di kawasan Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat ditemukan dalam kondisi rusak. Video yang memperlihatkan kondisi patung penyu yang rusak viral di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @fakta.indo.

Yang menjadi sorotan, patung tersebut dibangun dengan biaya fantastis Rp 15,6 miliar, namun ternyata hanya terbuat dari bahan kardus dan bambu.

“Patung penyu yang baru selesai dibangun pada September 2024 dengan anggaran Rp15,6 miliar di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Gado Bangkong, Pelabuhanratu, Sukabumi, kini telah rusak di beberapa bagian. Ikon alun-alun ini mendapat sorotan karena terbuat dari kardus dan rangka bambu,” tulis akun @fakta.indo dalam keterangan unggahannya.

Dalam unggahan tersebut, terlihat patung penyu yang berada di dekat pantai mengalami kerusakan di beberapa bagian. Tampak bagian punggung patung penyu terkelupas dan menunjukkan struktur di dalamnya yang ternyata terbuat dari kardus dan bambu.

Kerusakan juga tampak di trotoar yang berdampingan dengan tangga dan tembok penahan ombak yang retak. Punggung patung tersebut juga kempes saat ditekan. Alhasil, warga terkejut karena material patung tersebut bukan dari semen atau batu tetapi kardus yang ditambah dengan rangka bambu ala kadarnya.

Menanggapi hal itu, Imran Firdaus selaku perwakilan kontraktor mengatakan pihaknya sudah memenuhi kewajiban sesuai aturan.

“Kami melihat foto-foto yang bertebaran di media sosial. Jadi si penyu itu memang bukan terbuat dari coran atau batu. Jadi itu terbuat dari resin dan fiberglass. Kenapa ada kardus di dalam, nah itu sebagai media karena kalau tidak ada kardus si resin gak bisa nempel,” ujar Imran dalam keterangannya.

Lebih lanjut, Imran menjelaskan bahwa anggaran proyek ini senilai Rp 15 miliar tetapi menjadi Rp 13 miliar usai dipotong PPN.

“Anggaran proyek ini memang Rp 15 miliar tapi setelah dipotong PPN jadi sekitar Rp 13 miliar. Ada juga temuan BPK terkait kekurangan volume dan denda keterlambatan yang mencapai hampir Rp 1 miliar sehingga realisasi anggaran di lapangan tidak sebesar yang banyak diberitakan,” pungkas Imran.

Sontak, temuan ini menuai sorotan netizen di media sosial. Banyak netizen mengkritik dan mempertanyakan transparansi dan kualitas pengerjaan proyek yang dibangun dengan anggaran Rp15,6 miliar ini.

“Resin apaan 15M?,” tulis akun @god***.

“Ini sih bukan penyu tapi penyok,” tulis akun @bin***.

“Ah anak SD juga bisa bikin ginian dari kardus mah. Ga usah sampe miliaran,” tulis akun @erv***.

“Kalau di Bali itu layaknya buat ogoh-ogoh, kalau segede itu dana 1 juta aja udah lebih dari cukup,” tulis akun @agu***.

“Parah 15 M. Coba dong spill rincian nya abis buat apa aja anggaran segitu,” tulis akun @88_***.

“Buset 15 milyar, itu pake kardus modalnya paling 200ribuan,” tulis akun @ji.***.

“Dinas terkait dan inspektorat nya juga perlu diusut ini,” tulis akun @joe***.

“Semakin diungkap, korupsinya semakin terlihat dimana-mana, ayo-ayo buka lagi,” tulis akun @ben***.

Berita Terkait
Baca Juga