Ormas di Tangerang Kirim Surat ke Pengusaha dan Perusahaan Minta Dana THR

ABATANEWS, JAKARTA – Aksi meminta sumbangan berkedok permintaan dana Tunjangan Hari Raya (THR) sering terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kali ini diajukan oleh salah satu ormas di Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten.
Aksi permintaan THR ini viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun X @bacottetangga__ hingga dilihat lebih dari 1,6 juta views.
“Viral Muncul Surat Minta THR ke Perusahaan di Tangerang. Mulai mulai,” tulis akun tersebut dalam keterangan unggahannya.
Surat tersebut berisikan permohonan dana THR yang diajukan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Bitung Jaya menjelang Idul Fitri kepada perusahaan dan pengusaha di Tangerang. Surat tersebut ditandatangani oleh ketua LPM, A. Jayadi dan sekretaris, Agus Rika serta terdapat cap logo dari ormas tersebut.
Menurut pihak LPM, mereka bersedia menerima berapa pun nominal THR yang diberikan.
“Untuk itu kami meminta kepada perusahaan dan pengusaha yang berada di lingkungan kami untuk sekiranya memberikan dana THR. Besar kecilnya pemberian akan kami terima dengan senang hati,” demikian isi surat tersebut.
Beredarnya surat permohonan dana THR tersebut menuai beragam komentar dari netizen. Namun, sebagian besar netizen mengkritik ormas yang meminta THR kepada pengusaha dan perusahaan.
Netizen menilai pemberian THR merupakan kewajiban perusahaan kepada para karyawannya, bukan kepada ormas atau lembaga di luar hubungan kerja.
“Kok bisa ga malu ya. Perihal nya Permohonan Dana THR. Emang mereka berkontribusi apa ke perusahaan sampai menganggap kalau mereka berhak dapat Tunjangan. No wonder, ada perusahaan Indonesia tapi kantor pusat di Singapura,” tulis akun @ur_***.
“Kerja ikut perusahaan engga kok minta THR. Perusahaan udah nanggung beban THR karyawan. Bisa-bisanya minta THR ke perusahaan,” tulis akun @lie***.
“Banyak yang ngeluh kenapa perusahaan gak mau bikin pabrik di Indo. Nah ini salah satu contohnya jatah preman dimana-mana, belum lagi keadaan stabilitas politik yang bisa mengganggu produktivitas,” tulis akun @str***.
“Mulaiiii….! Ini yang membuat para investor pada kabur keluar negeri!,” tulis akun @ibe***.
“Di pasar lebih banyak yg minta-minta THR. Udah gitu mintanya ga ngotak, dikira perusahaan moyang nya,” tulis akun @kur***.
“Di kantor gua udah ada 15 surat, dari kepala desa, karang taruna desa, ketua rw, karang taruna rw, ketua rt, karang taruna rt. Mental pengemis memang pejabat lokal itu,” tulis akun @ima***.