November 2021, PT Biotis akan Produksi Vaksin 10 Juta per Bulan di Indonesia
ABATANEWS – PT Biotis Pharmaceutical Indonesia yang bekerja sama dengan PT JBio akan menjadi perusahaan swasta nasional yang memproduksi vaksin COVID-19. Mereka berkolaborasi dengan perusahaan farmasi asal China, Anhui Zhifei Loncom Co Ltd.
Direktur Utama PT Biotis, FX Sudirman, menyatakan pihaknya akan memproduksi sebanyak 10 juta dosis vaksin corona per bulan mulai November 2021. Artinya hingga akhir 2021 akan dihasilkan 20 juta dosis vaksin platform protein sub-unit atau rekombinan.
“Sebenarnya pabrik kami mampu memproduksi vaksin COVID-19 dalam bentuk fill and finished sebanyak 20 juta per bulan, namun kami sedang bersiap memproduksi Vaksin Merah Putih. Makanya kami hanya menggunakan setengah dari kapasitas pabrik yang ada,” kata Sudirman melalui pernyataan resmi, Senin (11/10).
Dia menjelaskan, pabrik Biotis di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, juga telah mendapat izin cara produksi obat yang benar (CPOB) dari Badan POM RI pada tanggal 18 Agustus 2021.
Vaksin yang akan diproduksi melalui kerja sama Biotis dengan JBio adalah vaksin Zififax. Vaksin tersebut telah mendapat izin Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM RI pada Kamis (7/10) lalu. Demikian juga Sertifikat Halal dan Bersih dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), sudah terbit pada Sabtu (9/10).
Pabrik PT Biotis berlokasi di Jalan Pemuda No. 89, Desa Curug, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Pendirinya adalah 2 investor asing asal China yang bernama Pharmally International Holding Company dan Harbin Weike Biotechnology Company. Groundbreaking pabrik dilakukan pada 23 Juli 2016.
Awalnya pabrik tersebut dibuat untuk memproduksi vaksin Avian Influenza (flu burung) dan vaksin Newcastle Disease. Untuk membangun pabrik vaksin ini, total biaya investasi yang digelontorkan dalam 3 tahun mencapai USD 100 juta atau setara Rp 1,43 triliun (kurs dolar Rp 14.300).
Tony Huang, pendiri Pharmally International, pada saat groundbreaking pabrik PT Biotis menyatakan bahwa pihaknya melihat potensi pasar Indonesia yang besar.
“Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat dan terbanyak di Asia Tenggara, tingkat konsumsi daging ayam di Indonesia sangat tinggi. Oleh kareana itu, terdapat kebutuhan yang besar akan vaksin flu burung untuk mencegah penyebaran penyakit dan menjamin kesehatan unggas,” kata Tony.
Tony juga menyebut Indonesia kondusif sebagai tujuan investasi berkat situasi ekonomi dan dukungan pemerintah. “Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan kekuatan ekonomi dunia tercepat. Pemerintah Indonesia juga selalu berupaya menyempurnakan iklim investasi bagi investor asing dan menawarkan kebijakan fasilitas penanaman modal,” ujarnya.
PT Biotis Pharmaceutical adalah bagian dari PT Biotis Prima Agrisindo. Dikutip dari website resmi Biotis, perusahaan ini mengembangkan bioteknologi berkelanjutan untuk menemukan, mengembangkan, memproduksi, dan mengkomersialkan vaksin yang aman dan berkualitas tinggi.
Biotis mengaku telah menggunakan teknologi paling canggih dalam produksi, kontrol kualitas dan segmen deteksi untuk menyediakan pilihan obat yang sehat dan berkualitas yang memenuhi standar kualitas internasional yang ketat selama bertahun-tahun yang akan datang.
“Biotis berusaha untuk menjadi tolok ukur dalam industri bioteknologi, telah menggunakan teknologi tercanggih di segmen produksi, kontrol kualitas, dan deteksi,” demikian keterangan yang tertera pada website resmi PT Biotis, dikutip kumparan pada Selasa (12/10).
Sumber: kumparan