NH vs TP Berlanjut, Kini Berebut Nomor Urut 1
ABATANEWS, MAKASSAR — Perseteruan antara Taufan Pawe dan Nurdin Halid di Golkar rupanya belum mereda. Terbaru, keduanya saling mengklaim sebagai pemilik nomor urut 1 sebagai bakal calon anggota legislatif DPR RI di Dapil Sulsel II.
Hal itu terlihat dari spanduk dan pamflet yang tersebar.
Memang, pada DCS yang dirilis KPU, Taufan Pawe yang saat ini merupakan Ketua DPD Golkar Sulsel berasa di nomor urut 1. Disusul Nurdin Halid.
Namun, pada beberapa pamflet yang disebar oleh loyalis Nurdin Halid, ditulis nomor urut 1.
Ketua Bappilu DPD Golkar Sulsel, La Kama Wiyaka, menjelaskan bahwa penentuan nomor urut Caleg untuk Pileg DPR RI adalah kewenangan DPP Golkar.
“Penentuan nomor urut adalah urusan DPP, kami (DPD) tidak memiliki informasi terkait hal tersebut,” ujar La Kama saat dihubungi pada Rabu (27/9/2023).
Namun, berdasarkan Daftar Caleg Sementara (DCS) yang diumumkan oleh KPU beberapa waktu lalu, Taufan Pawe adalah pemilik nomor urut 1 di Golkar untuk Dapil Sulsel II, sedangkan Nurdin Halid menempati nomor urut 2 dalam DCS tersebut.
“Menurut DCS saat ini, nomor 1 adalah milik Pak TP, nomor 2 adalah milik Pak NH. Namun, untuk perkembangan selanjutnya pada tanggal 4 Oktober, itu adalah kewenangan DPP. Jika ada perubahan, DPP yang akan mengumumkannya,” jelasnya.
Meskipun DPP yang memiliki kewenangan, La Kama merasa pesimis bahwa NH akan mendapatkan nomor urut 1, mengingat semua ketua DPD di seluruh Indonesia umumnya mendapatkan nomor urut wahid.
“Secara umum, semua ketua DPD di seluruh Indonesia mendapatkan nomor urut 1. Itulah yang terjadi saat ini berdasarkan DCS. Tentunya, kami tidak memiliki informasi apakah akan ada perubahan nantinya,” tambahnya.
KPU saat ini masih melakukan pemantauan terhadap rancangan DCT mulai dari tanggal 24 September hingga 3 Oktober 2023. Selanjutnya, proses penyusunan dan penetapan DCT akan dilakukan pada periode 4 Oktober hingga 3 November 2023. Pengumuman DCT dijadwalkan akan dilakukan pada tanggal 4 November 2023.
Ketua KPU Sulsel, Hasbullah, mengakui bahwa perubahan dalam daftar caleg dan nomor urut masih memungkinkan, tergantung pada partai masing-masing jika ingin melakukan penyesuaian dalam daftar caleg dan nomor urutnya.
“Perubahan dalam daftar caleg dan nomor urut masih memungkinkan, tergantung pada kebijakan dari partai yang bersangkutan,” ujar Hasbullah.
Seperti diketahui, ‘keributan’ antara NH dan TP sudah berlangsung beberapa tahun terkahir. Pemicunya diawali saat TP tak mengakomodir sejumlah loyalis NH masuk dalam jajaran kepengurusan Golkar Sulsel.
Sejak itu, hubungan keduanya makin buruk. Bahkan mereka sempat saling lapor di polisi.