Menteri ESDM Sebut Biaya Pemakaian Motor Listrik Rp2000 per 30 Km

Menteri ESDM Sebut Biaya Pemakaian Motor Listrik Rp2000 per 30 Km

ABATANEWS, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, membandingkan ongkos penggunaan energi yang dikeluarkan bila menggunakan motor biasa dan motor listrik.

Katanya, motor listrik hanya menghabiskan Rp2000 per 30 kilometer, dibandingkan bila menggunakan motor biasa yang bisa mencapai 1 liter BBM jenis Pertalite seharga Rp10.000.

Hal itu dikatakan oleh Arifin dalam talkshow Electric Vehicle Funday di Gelora Bung Karno, Minggu (18/12/2022). Makanya, ia sampai sekarang begitu gencar terus menggalakkan penggunaan motor listrik di masa depan.

Selain itu, hal ini juga disebut sebagai upaya pemerintah untuk mengakselerasi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060.

“Kalau pakai BBM 1 liter harganya Rp 10.000 untuk jalan 30 km. Kalau kita isi motor listrik sekali isi 1 Kwh jalan 30 km, biaya cuma Rp 2.000, hemat bisa Rp 8.000,” ujar Arifin.

Arifin menilai anggaran pemerintah untuk penyediaan BBM sebaiknya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur demi kesejahteraan masyarakat. Pasalnya, jumlah kebutuhan BBM akan selalu meningkat setiap tahunnya.

Apalagi, kata Arifin, populasi kendaraan bermotor di Indonesia didominasi oleh 120 juta kendaraan roda dua.

“Kita harus menggunakan listrik, karena kita punya sumber energi listrik yang banyak dan bersih. Kita memang komitmen untuk mencapai net zero emission di tahun 2060,” kata Arifin.

Arifin menganggap penggunaan kendaraan listrik bisa menjadi momentum peralihan teknologi baru. Sehingga Indonesia bisa menciptakan kendaraan listrik sendiri. Pemerintah juga sedang menyiapkan insentif bagi pembelian kendaraan listrik.

“Bantuan insentif sedang dipersiapkan dan dimatangkan, memang mencakup anggaran. Kita harapkan ini bisa dapat diselesaikan,” ungkap Arifin.

Arifin mengungkapkan harga kendaraan listrik masih lebih tinggi karena biaya baterai. Untuk itu, kata Arifin, Indonesia saat ini masih dalam proses pembuatan baterai yang ditopang oleh sumber daya mineral. Hal itu dinilai juga bisa menjadi daya tarik investor untuk produksi baterai.

“Kita tidak pakai lagi truk pengangkut BBM, sama sama bikin macet, kita kirim listrik bersih dan murah masuk ke sistem, bisa dipakai konsumen,” tutur Arifin.

Berita Terkait
Baca Juga