Mentan SYL Pastikan Solo Sebagai Salah Satu Sentra Penghasil Kelapa Genjah

Mentan SYL Pastikan Solo Sebagai Salah Satu Sentra Penghasil Kelapa Genjah

ABATANEWS, SOLO – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) akan menjadikan kawasan Solo Raya sebagai salah satu sentra penghasil kelapa genjah. Kementerian Pertanian (Kementan) bahkan telah menargetkan penanaman satu juta batang kelapa genjah pada periode 2022-2023.

“Menindaklanjuti arahan Bapak Presiden Joko Widodo untuk pengembangan kelapa genjah satu juta batang secara nasional, kami menjadikan Solo Raya yakni Sukoharjo, Karanganyar, dan Boyolali sebagai salah satu sentra produksi kelapa genjah,” ujar SYL melalui keterangan resminya dilansir Sabtu (6/8/2022).

Mentan SYL mengatakan, penanaman kelapa genjah merupakan bagian dari program ketahanan pangan. Sehingga, sekaligus bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.

Apalagi, pihaknya telah menyiapkan logistik berupa benih kelapa genjah. Di sisi lain, pihak Pemkab Sukoharjo telah menyiapkan lahan untuk penanaman dengan luas lahan 1.000 hektar.

“Bu Bupati Sukoharjo menyampaikan sudah menyiapkan lahan 1.000 hektar dan 10.000 kepala keluarga. Calon petani calon lahan penerima bantuan dan stok benih kelapa pun sudah siap, sudah tersebar di lokasi, siap ditanam,” ungkapnya.

Terkait proses penanaman kelapa genjah, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah menambahkan, penanaman akan dilakukan di pekarangan dan hamparan, dengan presentase 60 persen dan 40 persen.

“Pengembangan kelapa genjah menjadi harapan baru untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, menurunkan pengeluaran dan meningkatkan pendapatan rumah tangga dan mengembangkan ekonomi wilayah,” ujar Nur Alam.

Kementan juga telah menyiapkan pengembangan kelapa genjah sebanyak 200.000 batang di Solo Raya, meliputi Kabupaten Sukoharjo sebanyak 83.000 batang, Karanganyar 59.000 batang, dan Boyolali 58.000 batang secara bertahap di 2022 hingga 2023.

“Tidak hanya sampai kegiatan tanam, industri pengolahan (kelapa genjah) juga akan disiapkan, sehingga menghasilkan produk turunan kelapa yang bernilai jual tinggi seperti minyak kelapa dan gula semut,” jelasnya.

Implementasi kelapa genjah nantinya akan dilakukan melalui konsep klaster dan integrasi. Mulai dari integrasi kelapa dengan jagung, serta kelapa dengan kedelai yang berada pada lahan hamparan atau kawasan.

“Kemudian, klaster perkebunan-hortikultura, yakni integrasi kelapa dengan cabai, kelapa dengan nanas. Penanaman kelapa pada klaster ini dilakukan di pekarangan. Ada pula klaster perkebunan-peternakan, yakni integrasi kelapa dengan ayam. Penanamanya dilakukan di pekarangan rumah,” terangnya.

Melalui integrasi tersebut, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan buah kelapa genjah sebagai produk olahan gula kelapa/semut dan minyak kelapa. Dengan begitu, perekonomian masyarakat pun ikut meningkat.

“Untuk mendukung ini, Kementan tak hanya menyalurkan bibit unggul, tetapi juga memberikan bantuan membangun kebun bibit bagi masyarakat. Ketersediaan bibit ke depannya mudah diperoleh dan budidaya kelapa genjah semakin berkembang secara mandiri dari hulu hingga hilir,” tandas Nur Alam.

Selain melakukan pengembangan varietas kelapa genjah, seperti Entog, Kuning Nias, Kuning Bali, Pandan Wangi, dan Kopyor, Kementan juga akan mengembangkan produksi kelapa genjah di berbagai daerah dalam waktu dekat.

Berita Terkait
Baca Juga