ABATANEWS, JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menanggapi meninggalnya pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang menjadi korban serangan udara Israel di Lebanon pada Jumat (27/9/2024).
Israel sebelumnya mengklaim bahwa mereka telah menewaskan Sekretaris Jenderal Hizbullah tersebut, yang kemudian dikonfirmasi oleh pihak Hizbullah.
“Saat kita lakukan stake out dengan beberapa Menteri Luar Negeri OKI, sudah kita sebutkan melalui juru bicara yakni Menlu Saudi dan Yordania, bahwa saat kita ada di gedung ini, di saat yang sama tensi dan konflik meningkat di Lebanon,” kata Retno dalam keterangannya dijutip Senin (30/9/2024).
Baca Juga : MUI Tegaskan Fatwa Boikot Produk Israel Belum Dicabut, PBNU: Ini Jihad Damai
Ia menekankan pesan yang disampaikan oleh para delegasi selama Pekan Pertemuan Tingkat Tinggi di Sidang Majelis Umum PBB, yang memperingatkan agar Lebanon tidak menjadi Gaza baru.
Peringatan tersebut mencerminkan kekhawatiran akan situasi keamanan dan kemanusiaan di Lebanon.
“Jangan sampai yang terjadi di Lebanon, Tepi Barat, dan Gaza menjadi sebuah kenormalan baru. Kita harus stop semuanya ini. Apa yang terjadi di Lebanon membuat kita semakin kuat untuk menyelesaikannya di gedung ini,” kata Retno.
Baca Juga : Pemerintah Sukses Evakuasi WNI dari Lebanon, Tiba di Suriah dengan Aman
Retno menegaskan bahwa keputusan terkait penghentian kekejaman Israel berada di tangan Dewan Keamanan PBB, terutama para pemegang hak veto.
Dia menambahkan bahwa bagi Indonesia, serangan terhadap Lebanon juga berdampak langsung pada anggota pasukan perdamaian UNIFIL yang berasal dari Tanah Air, di mana Indonesia merupakan pengirim pasukan terbanyak dengan sekitar 1.200 orang.