Lini Masa Keluarnya Demokrat dari Koalisi Perubahan Versi Anies Baswedan
ABATANEWS, JAKARTA — Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar telah resmi dideklarasikan sebagai pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, oleh Partai NasDem dan PKB, pada Sabtu (2/9/2023) lalu.
Sebuah kabar yang mengejutkan banyak pihak dan memunculkan banyak spekulasi di ruang publik.
Kehebohan ini awalnya dimulai dari rilis yang dikeluarkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky, pada Kamis (31/8/2023) sore.
Dalam rilis tersebut secara gamblang disampaikan kekecewaan Partai Demokrat kepada Anies Baswedan yang tiba-tiba memilih Muhaimin Iskandar menjadi calon wakil presidennya, atas perintah Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.
Terlebih, yang membuat pihak Demokrat itu kecewa berat, lantaran informasi itu tidak disampaikan langsung oleh Anies Baswedan ke Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono secara resmi.
Selain itu, Partai Demokrat merasa dikhianati oleh Partai NasDem dan Anies Baswedan yang tidak dilibatkan dalam pengambilan kesepakatan tersebut.
Namun, Anies Baswedan akhirnya memberikan sejumlah klarifikasi atas tuduhan yang dilayangkan kepadanya.
Klarifikasi itu disampaikan dalam wawancara eksklusif yang dilakukan oleh Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa yang disiarkan lewat kanal YouTube, pada Minggu (4/9/2023) malam.
Berikut lini masa yang disampaikan oleh Anies Baswedan terkait kondisi sebelum deklarasi yang dirangkum dalam wawancara tersebut, serta ditambah beberapa fakta dalam peristiwa yang disampaikan.
Jumat, 25 Agustus:
- Pertemuan tertutup antara Tim 8 beserta Anies Baswedan di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada malam hari.
- SBY meminta kepada Anies untuk mendeklarasikan calon wakil presiden sebelum tanggal 3 September 2023.
- Anies mengirim surat tulisan tangan kepada Agus Harimurti Yudhoyono untuk menjadi pendamping pada Pilpres 2024
Sabtu-Senin, 26-28 Agustus:
- Pertemuan intens dilakukan oleh Tim 8.
Senin 28 Agustus:
- Deadlock. Tak ada kesepakatan antara pihak Demokrat dan NasDem. Demokrat menginginkan deklarasi dan NasDem menolak untuk deklarasi dalam waktu dekat.
- Anies mengirim pesan ke Sudirman Said untuk diteruskan ke Surya Paloh dan SBY, yang isinya:
“Pada Pak SBY disampaikan apa adanya: Nasdem tidak bersedia mendeklarasikan segera.
Pada SP disampaikan apa adanya: Demokrat bersiap permisi bila tdk deklarasi segera.
Semoga Allah turunkan petunjuk kepada semua.”
Selasa, 29 Agustus:
- Pagi, Anies Baswedan sudah pasrah dan siap menerima risiko kalau batal menjadi kandidat di Pilpres 2024
- Jelang malam, terjadi pertemuan antara Surya Paloh dan Muhaimin Iskandar di Jakarta
- Tengah malam, Anies ke Kantor DPP NasDem bertemu dengan Surya Paloh dan memutuskan akan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar.
Rabu, 30 Agustus:
- Muhaimin menerima tawaran Surya Paloh untuk menjadi cawapres dari Anies Baswedan.
- Sudirman Said berhasil menyampaikan situasi terbaru kepada Presiden PKS Shohibul Iman dan disetujui.
- Anies Baswedan-Sudirman dan pihak Demokrat tak kunjung bertemu, hingga Anies menunda kunjungannya ke Jombang.
Kamis, 31 Agustus:
- Anies akhirnya ke Jombang untuk melakukan kunjungan ke 4 pesantren dan sowan ke kiayi.
- Sore harinya, Demokrat melalui Sekretaris Jenderal, Teuku Rifky mengeluarkan rilis bahwa Anies dan Muhaimin telah sepakat untuk menjadi pasangan di Pilpres 2024, atas keputusan sepihak Surya Paloh.
- Malam harinya, Surya Paloh berbicara ke publik kalau memang benar ada opsi tersebut, namun belum final.
Jumat, 1 September:
- Sore hari, Susilo Bambang Yudhoyono melakukan jumpa pers terkait kondisi politik yang terjadi.
- Usai konferensi pers, Majelis Tinggi Partai Demokrat melakukan rapat tertutup.
- Hasil rapat tertutup itu diputuskan, Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dan tidak lagi mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Sabtu, 2 September:
- Pada pagi hingga siang, dilakukan deklarasi pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar digelar di Hotel Majapahit, Surabaya.
- Sore hari, di Jakarta, PKS yang tak hadir dalam deklarasi menyatakan tetap mendukung Anies Baswedan dan menyambut kehadiran PKB dalam koalisi.
- PKS akan melakukan musyawarah di tingkat Majelis Syura untuk menentukan sikap politiknya mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2024
Kendati demikian, Anies tetap menghormati keputusan Partai Demokrat yang tidak lagi menjadi bagiannya untuk menghadapi momentum politik tahun depan.
“Kami menghormati sikap yang diambil oleh Partai Demokrat. Karena kita tahu, sejak Selasa (29/8/2023) sore telah tejadi ketidaksepakatan. Dan saya berharap, kita semuanya, melihat bahwa tidak ada yang sempurna. Saya tidak sempurna dan pelaku-pelaku ini semua tidak ada yang sempurna. Dan bila ada salah, khilaf, atau hal yang tidak sesuai dengan harapan, kita saling memaafkan. Insya Allah kita melihat yang lebih baik ke depan dan ingin melihat Indonesia lebih baik ke depannya, insya Allah,” pungkas Anies.