Lebih 1000 Orang Tewas Sejak Kudeta 1 Februari di Myanmar
ABATANEWS — Lebih dari 1.000 warga sipil tewas di Myanmar sejak kudeta 1 Februari, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok hak asasi manusia yang mencatat pembunuhan oleh pasukan keamanan negara itu.
Pada 18 Agustus, asosiasi tersebut mengatakan 1.006 orang telah tewas sejak militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi yang memicu protes nasional dan gerakan pembangkangan sipil massal.
Otoritas militer sebelumnya mengatakan angka AAPP, yang banyak dikutip oleh organisasi internasional dilebih-lebihkan.
Tentara juga mengatakan puluhan anggota pasukan keamanan telah tewas. AAPP tidak memasukkan mereka dalam hitungannya.
Otoritas militer sebelumnya mengatakan angka AAPP, yang banyak dikutip oleh organisasi internasional, dilebih-lebihkan.
Tentara juga mengatakan puluhan anggota pasukan keamanan telah tewas. AAPP tidak memasukkan mereka dalam hitungannya.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta dengan protes yang terus berlanjut setiap hari, bentrokan di daerah perbatasan dan pemogokan yang meluas yang telah merusak ekonomi. Negara ini juga sedang berjuang melawan lonjakan besar dalam kasus virus corona.
Tentara menggulingkan Aung San Suu Kyi, mengklaim ada kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan Liga Nasional untuk Demokrasi dengan telak.
Komisi pemilihan dan pemantau internasional mengatakan pemilihan itu bebas dan adil dan tidak ada bukti untuk mendukung klaim tersebut.
Tentara sedang diselidiki karena genosida atas tindakan brutalnya terhadap minoritas Rohingya pada tahun 2017 yang memaksa ratusan ribu orang melarikan diri ke Bangladesh.