Lalat Hitam di BSP Paccerakkang Punya Nilai Manfaat yang Besar, Ini Penjelasan Kepala DLH Makassar
ABATANEWS, MAKASSAR – Penerapan teknologi pengurai sampah organik dengan metode belatung black soldier fly atau lalat hitam ternyata dapat menghasilkan ragam produk yang memiliki nilai jual.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Aryati Puspa Abadi mengatakan dalam setiap proses metamorfosis lalat hitam yang dimanfaatkan itu memiliki output bernilai ekonomis.
“Jadi di BSP (bank sampah pusat) kita di Paccerakkang itu mulai dari belatung kita beri makan sampah organik, jadi pupa, hingga menjadi lalat dan bertelur lagi itu menghasikkan produk yang bermanfaat. Padahal kita cuma kasi makan sampah organik,” kata Aryati Puspa Abadi, Jumat (14/08).
Beberapa produk yang dihasilkan seperti pupuk kompos, sisa-sisa pupa atau cangkang kepompong juga bisa jadi pakan ternak.
“Kemarin waktu kunjungan Menteri PMK, Pak Muhajir Effendy, Pak Amran Sulaiman bilang sudah pernah beli pakan ternak hasil BSP kita untuk ikan di tambaknya,” ungkap mantan Kadisdukcapil Makassar ini.
Adapula produk lain yang dihasikan seperti minyak esensial yang ternyata memiliki manfaat yang baik untuk luka dan gatal-gatal. Korea Selatan pun, yang memperkenalkan teknologi ini ke Makassar, ingin membelinya.
“Dari lalat itu ada juga minyak esensial, saya pakai juga. Kalau ada luka itu cepat sembuh, gatal-gatal juga cepat hilang padahal sedikit saja dioleskan. Orang Entomo bilang kalau Korsel mau juga beli ini minyak,” jelasnya.
Aryati Puspa Abadi juga menyebutkan bahwa minyak esensial ini juga merupakan bahan baku organik untuk sabun, kosmetik dan produk perawatan kecantikan.
“Ternyata ini minyak bahan baku kosmetik dan produk perawatan. Padahal kita cuma kasi makan sampah sisa makanan rumah tangga dan restoran, jadi lebih seperti beternak lalat penuh manfaat,” tutupnya.