Kiai dan Ulama se-Depok Siap Antarkan Partai Gelora ke Senayan Hingga Menangkan Prabowo-Gibran
ABATANEWS, JAKARTA – Para kiai dan ulama se-Kota Depok sepakat untuk mengantarkan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia masuk ke Senayan, lolos parliamentary threshold (ambang batas parlemen) 4 persen dalam Pemilu 2024.
Tidak hanya itu, para kiai dan ulama se-Kota Depok juga siap memenangkan pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Mereka selama ini adalah pendukung fanatik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Mereka siap berbalik arah mendukung Partai Gelora dan siap memenangkan pasangan Prabowo-Gibran, setelah mendapatkan pencerahan dari Ketua Umum Partai Anis Matta.
Hal itu terungkap dalam Dialog Keumatan antara Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dengan para kiai, ulama, asatidz dan asatidzah se-Kota Depok yang digelar di Gelora Media Centre, Jakarta pada Jumat (26/1/2024) malam.
Dalam Dialog Keumatan, yang dihadiri calon legislatif (caleg) Jawa Barat VI (Kota Bekasi dan Kota Depok), Ratu Ratna Damayani itu, Anis Matta menceritakan awal mula pendirian Partai Gelora dan dukungannya kepada pasangan Prabowo-Gibran.
Anis Matta menyadari, bahwa sejak mendirikan Partai Gelora pada 2019 lalu, kerap mendapatkan pertanyaan dari kalangan umat.
Ia mengatakan, ingin fokus kepada tujuan-tujuan besar dan mengesampingkan konflik-konflik yang sifatnya pribadi di partai sebelumnya.
“Saya mengambil keputusan itu, karena saya selalu fokus kepada tujuan-tujuan besar dan saya terbiasa untuk tidak memasukkan konflik pribadi,” kata Anis Matta.
Menurut dia, sudah saatnya umat Islam menjadi bagian dari kekuatan politik arus utama di Indonesia. Tidak bisa lagi menjadi outsider atau seperti orang luar, karena merupakan penduduk mayoritas di Indonesia.
“Umat Islam selalu dijauhkan dari negara, kita ini seperti outsider, padahal umat Islam mayoritas. Kita tidak bisa terus berlawanan dengan negara, kita harus menjadi bagian dari negara, sehingga ikut menentukan masa depan Indonesia,” katanya.
Anis Matta berharap umat Islam di Indonesia bisa mencontoh keberhasilan perjuangan umat Islam di Thailand dan Filipina sekarang, padahal keberadaan mereka minoritas. Mereka berhasil memperjuangjan kepentingan agama di dalam negara.
“Ketua Parlemen Thailand itu orang Islam, yaitu Wan Muhammad Noor. Dan Nur Misuari di Filipina telah diberikan anggaran untuk membangun negaranya. Umat Islam di Thailand dan Filipina yang minoritas saja bisa, apalagi di Indonesia yang mayoritas,” katanya.
Karena itu, Partai Gelora mengajak umat Islam untuk mendukung Prabowo Subianto. Sebab, hanya Prabowo yang selama ini konsisten dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam, tidak hanya sekarang saja. Disamping itu, negara akan lebih stabil, dan pembangunan bisa difokuskan.
“Dalam situasi sekarang juga diperlukan sosok seperti Prabowo yang berlatar belakang tentara untuk menyatukan kelompok kiri dan kanan di tengah. Sebab, secara ideologi kekuatan tengah lebih dekat dengan kelompok Islam,” katanya.
Ke depan, lanjutnya, diperlukan pemimpin yang memiliki kesadaran geopolitik agar Indonesia tidak terus menjadi korban di tengah situasi dunia diambang perang global, serta mampu keluar dari puncak krisis berlarut yang akan dimulai pada 2024 ini
“Sering kali orang lain yang perang, kita yang menjadi kayu bakarnya, sehingga kita perlu pemimpin yang punya kesadaran geopolitik seperti Pak Prabowo,” katanya.
Selain itu, kata Anis Matta, Partai Gelora juga punya keinginan agar Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia ini menjadi superpower baru dengan mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Sebab, saat ini hanya tinggal umat Islam yang negaranya tidak masuk menjadi kekuatan utama dunia atau negara adidaya.
“Kemarin salah satu media asing, media barat mulai menulis Pak Prabowo kemungkinan besar akan menang dalam Pilpres 2024. Dikatakan, dia punya cita-cita menjadikan Indonesia sebagian negara muslim terbesar menjadi kekuatan superpower,” ujarnya.
Anis Matta menambahkan, untuk memperjuangkan kepentingan umat, tidak bisa lagi berbicara kelompok, tapi harus populasi secara keseluruhan.
Jika bicara populasi, maka penduduk miskin terbesar di Indonesia adalah umat Islam, akibat tingkat pendidikannya yang rendah.
“Sehingga kita harus berjuang secara sistematis, misalkan memperjuangjan wajib belajar 16 tahun. Di sekolah kita kasih makan gratis, pendidikan gratis sampai kuliah gratis, negara kasih anggaranya. Jadi kita memperjuangkan agama dan negara dalam politik itu, sistematikanya begini,” katanya.
Anis Matta optimistis Partai Gelora bisa lolos ke Senayan dan menempatkan wakil-wakilnya di DPR, apalagi ada tambahan dukungan baru dari kiai, ulama, asatidz dan asatidzah se-Kota Depok.
“Alhamdulillah, kita sudah 2,8 persen , itu awal Januari kemarin. Kita percaya Insya Allah bisa tembus 4 persen, apalagi malam ini setelah kita dapat tambahan dukungan seperti ini, kita makin yakin,” katanya.
Sementara terkait penetapan Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres Prabowo Subianto, Anis Matta mengatakan, Gibran adalah figur yang bisa diterima semua pihak di Koalisi Indonesia Maju, yang sebelumnya tidak direncanakan dari awal.
Selain itu, pemilihan Gibran juga dianggap sebagai simbol kelanjutan dari rekonsiliasi nasional antara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah dilakukan pasca Pilpres 2019 lalu.
“Saya tadinya mengusulkan ada koalisi besar, wakilnya Puan Maharani atau Ganjar Pranowo, tapi itu ditolak PDIP. Kalau Pak Erick Thohir dan Pak Airlangga Hartarto di koalisi ada yang tidak sepakat, bahkan Pak Hashim (Hashim Djojohadikusumo) sendiri ingin Khofifah Indar Parawangsa. Tapi ya akhirnya disepakati Mas Gibran,” pungkasnya.