Keutamaan dan Kisah Singkat KH Ambo Dalle Mendapat Lailatul Qadar

ABATANEWS, JAKARTA — Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan. Dalam Al-Qur’an, malam ini disebut lebih baik dari seribu bulan. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an pada malam ini sebagai petunjuk bagi umat manusia. Rasulullah ﷺ juga sangat menganjurkan umatnya untuk mencari dan menghidupkan malam ini dengan ibadah dan doa.
Keutamaan Lailatul Qadar dalam Al-Qur’an dan Hadits
- Lebih baik dari seribu bulan
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Qadr:“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah (malam itu) hingga terbit fajar.”
(QS. Al-Qadr: 1-5)Dari ayat ini, kita memahami bahwa ibadah pada malam Lailatul Qadar memiliki keutamaan lebih besar daripada ibadah selama seribu bulan (sekitar 83 tahun).
- Pengampunan dosa bagi yang menghidupkan malam Lailatul Qadar
Rasulullah ﷺ bersabda:“Barang siapa yang menghidupkan Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
(HR. Bukhari No. 1901, Muslim No. 760)Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang beribadah dengan ikhlas pada malam ini akan mendapatkan ampunan dari Allah.
- Turunnya malaikat membawa rahmat dan ketenangan
Dalam tafsir para ulama, dijelaskan bahwa malaikat turun membawa rahmat dan keberkahan, serta menyebarkan salam dan doa keselamatan bagi hamba yang beribadah.
Tanda-Tanda Orang yang Mendapatkan Lailatul Qadar
- Ketenangan dan Kedamaian Hati
Orang yang mendapatkan Lailatul Qadar akan merasakan ketenangan hati, kebahagiaan, dan kedekatan yang luar biasa dengan Allah. - Malam yang Penuh Kesejukan
Rasulullah ﷺ bersabda:“Lailatul Qadar adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari di pagi harinya tampak lemah dan kemerahan.”
(HR. Ibnu Khuzaimah No. 2192, Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman No. 3711)Ini menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadar memiliki suasana yang berbeda dari malam-malam lainnya, dengan udara yang sejuk dan tidak bergejolak.
- Meningkatnya Semangat Ibadah
Orang yang mendapat Lailatul Qadar akan merasakan dorongan kuat untuk beribadah dengan khusyuk, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Allah. - Doa Dikabulkan dan Hidup Dipenuhi Keberkahan
Salah satu tanda lain adalah doa yang dipanjatkan pada malam itu dikabulkan, serta kehidupannya setelahnya menjadi lebih baik dan penuh keberkahan.
Pendapat Ulama tentang Lailatul Qadar
Imam Al-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menyatakan bahwa Lailatul Qadar kemungkinan besar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, terutama malam ganjil.
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa tanda-tanda Lailatul Qadar dapat dirasakan oleh orang-orang yang diberi keistimewaan oleh Allah dengan keimanan dan ketakwaan.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebutkan bahwa Lailatul Qadar sering kali jatuh pada malam 27 Ramadhan berdasarkan pengalaman spiritual banyak ulama dan orang saleh.
Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa yang penuh keberkahan, rahmat, dan ampunan. Orang yang mendapatkannya akan merasakan ketenangan batin, peningkatan semangat ibadah, dan keberkahan dalam hidupnya. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk mencarinya di sepuluh malam terakhir Ramadhan, terutama malam-malam ganjil, dengan memperbanyak ibadah, doa, dan istighfar.
KH Ambo Dalle Mendapat Lailatul Qadar
KH Abdurrahman Ambo Dalle (1900-1996), pendiri Pondok Pesantren Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI) Mangkoso, dikenal sebagai ulama kharismatik di Sulawesi Selatan. Salah satu pengalaman spiritualnya yang menonjol adalah pertemuannya dengan Lailatul Qadar pada malam ke-27 Ramadan 1358 H (9 November 1939 M).
Peristiwa ini terjadi di Masjid Jami’ Adda’wah, Mangkoso, Barru. Dikutip dari pemberitaan Parepos, pada malam tersebut, warga yang terjaga menyaksikan langit malam tiba-tiba berubah terang benderang, seolah-olah sudah pagi. Beberapa mengira terjadi kebakaran besar karena cahaya yang sangat terang. Setelah ditelusuri, sumber cahaya tersebut berasal dari masjid tempat AGH Ambo Dalle sedang beritikaf, berzikir, dan bermunajat.
Menurut kisah yang dituturkan secara turun-temurun, dalam peristiwa tersebut, AGH Ambo Dalle bertemu dengan sosok agung yang diyakini sebagai pengantar Lailatul Qadar. Sosok tersebut mempersilakan beliau untuk memanjatkan doa apa saja yang diinginkan. AGH Ambo Dalle kemudian memohon agar ilmunya membawa berkah bagi seluruh santri dan masyarakat di Mangkoso, serta agar setiap angkatan santri menghasilkan ulama besar.
Setelah peristiwa tersebut, banyak masyarakat merasakan perubahan positif. Perniagaan menjadi lancar, hasil pertanian melimpah, dan kehidupan masyarakat semakin sejahtera. Selain itu, Pondok Pesantren DDI Mangkoso berkembang pesat dan melahirkan banyak ulama besar yang berkiprah di kancah nasional maupun internasional.
Pengalaman AGH Abdurrahman Ambo Dalle ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk meningkatkan kualitas ibadah, terutama dalam mencari keberkahan Lailatul Qadar.