Kepala DLH Makassar Ungkap Pemenang Tender PSEL Akan Diumumkan April 2023

Kepala DLH Makassar Ungkap Pemenang Tender PSEL Akan Diumumkan April 2023

ABATANEWS, MAKASSAR – Pemerintah Kota Makassar tengah merealisasikan pengerjaan Pengelolaan Sampah Berbasis Energi Listrik (PSEL). Penetapan pemenangnya sudah bisa dilihat pada April 2023 mendatang.

“Kalau tidak ada halangan, di bulan April 2023, kita sudah punya calon investor yang terpilih,” jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Aryati Puspasari Abady, Selasa (22/11/2022).

Usai penetapan pemenang ini, masih ada tahapan bagi investor yang ditunjuk untuk melakukan feasibility study atau study kelayakan mereka dalam memastikan apa saja yang mereka akan lakukan.

Lantas, setelah itu masih ada proses koordinasi dengan pemerintah pusat, kerjasama dan jaminan pembelian listrik bersama PLN serta tipping fee-nya.

Kebutuhan Biaya Layanan Pengelolaan Sampah (BLPS) juga akan ditinjau. Daerah, kata dia, sudah menggelontorkan anggaran tersendiri, besarannya Rp96,4 milliar per tahun.

“Jadi nanti kelihatan ketika investor mengajukan, berapa yang harus ditutup oleh pemerintah pusat, karena ini kombinasi juga dengan pusat,” jelasnya.

Dia melanjutkan untuk pengerjaan fisiknya tergantung dari pengurusan kelengkapan dokumen dari pemenang nantinya.

Sebab ada beberapa syarat, seperti, dokumen perizinan, AMDAL, pembicaraan dengan PLN, termasuk hasil feasibility study.

“Pemerintah pusat dan daerah memang harus berikan kemudahan. Karena itu proyek strategis nasional,” imbuhnya.

Dia juga membeberkan beberapa syarat dalam lelang ini, di antaranya para investor harus memiliki modal yang kuat, kemudian menggunakan teknologi terbaru yang ramah lingkungan, serta sudah memiliki pengalaman dalam mengelola PSEL atau semacamnya minimal 1 proyek.

“Nanti tahapan selanjutnya (presentasi), yang jelas mereka sampaikan semua profil terbaik. Apalagi ini bukan proyek kecil, nilainya bisa sampai Rp2 samapiRp3,5 triliun,” ujarnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Makassar, M. Ansar mengatakan lelang PSEL ini seyogyanya cukup progresif. Kendati diakui sempat lamban di awal.

Pusat bahkan menjadikan Makassar sebagai daerah percontohan terhadap dua daerah lainnya yaitu Sulawesi Utara dan Semarang.

“Kita dapat apresiasi, ada tiga daerah tadi, yang masalah tadi ada kendala di Semarang, Sultra juga agak lambat, mereka diminta lihat ke Makassar,” imbuhnya.

Dia menjelaskan Semarang lebih dahulu dalam merencanakan PSEL ini, namun Makassar bisa menyusul dan sampai saat ini masih sesuai dengan jadwal.

“Memang kita lambat start tetapi kita jalan setelah ditentukan dan lancar,” ujarnya.

Diketahui saat ini sudah ada sebanyak 36 peserta lelang, saat ini yang terdiri dari 8 negara termasuk Indonesia.

Sementara terkait lahannya opsional, bisa menggunakan lahan milik Pemkot yang luasannya 2,3 hektare atau disediakan sendiri oleh investor.

“Ini bebas dipilih oleh investor nantinya,” tuturnya.

Berita Terkait
Baca Juga