Kekeringan dan Kesulitan Air Bersih, Pemkab Maros Bakal Lakukan Salat Minta Hujan
ABATANEWS, MAROS — Musim kemarau panjang membuat sejumlah warga di beberapa kecamatan di Kabupaten Maros mulai merasakan kekeringan dan kesulitan air bersih.
Berbagai upaya pun telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Maros. Termasuk penyaluran air bersih dengan menggunakan mobil tangki.
Upaya lainnya, dalam waktu dekat Pemerintah Kabupaten Maros akan melaksanakan salat sunah istisqa atau salat meminta hujan.
Dia mengatakan hal ini dilakukan sebagai bentuk ikhtiar dengan harapan hujan akan datang di musim kemarau ini. Terkait jadwal, pihaknya masih berkoordinasi dengan MUI Kabupaten Maros.
“Dalam waktu dekat ini. Kami masih berkoordinasi dengan MUI,” kata Bupati Maros, Chaidir Syam.
Dia juga mengaku telah mengimbau beberapa pesantren untuk melaksanakan salat istisqa.
“Ada berapa pesantren sudah kita himbau dan mereka sudah lakukan,” kata mantan Ketua DPRD Maros ini.
Apalagi kata dia, musim kemarau tahun ini memang berlangsung lebih lama dibandingkan tahun sebelumnya. Dan membuat sejunlah warga mengalami kekeringan.
Tak hanya itu kata dia, sebelumnya kecamatan yang mengalami krisis air bersih saat musim kemarau hanya di wilayah pesisir saja seperti Kecamatan Lau, Maros Baru dan Bontoa
Akan tetapi tahun ini, kata dia hampir seluruh wilayah terdampak.
“Jadi dari 14 kecamatan yang terdampak, ada enam wilayah yang paling parah, yakni Lau, Maros Baru, Bontoa, Marusu, Turikale dan Mandai,” sebutnya.
Bahkan kata dia, saat ini ada sekitar 100 ribu jiwa yang sedang kesulitan air bersih.
“Akibat kemarau panjang ini kita perkirakan sudah ada 100 ribu jiwa yang terdampak dari 400 ribu jiwa penduduk Maros,” ungkapnya.
Saat ini pihaknya juga sedang melakukan pendataan dan mendeteksi potensi yang bisa bisa menghasilkan air melalui sumur bor.
“Kalau memang ditemukan sumber air untuk sumur bor kita akan buat,” katanya.
Sementara itu Kepala BPBD Maros, Fadli mengatakan penyaluran air dilakukan setiap hari di tiga wilayah terdampak kekeringan paling parah.
“Kami menyalurkan di Bontoa, Maros Baru dan Lau. Di sana terdapat 30.924 jiwa yang krisis air bersih,” sebutnya.
Selain itu, pihaknya juga menyalurkan air bersih sesuai permintaan daerah pemerintah setempat.
“Penyalurannya sesuai permintaan pemerintah desa atau kelurahan setempat. Jika ada suratnya maka kami buat jadwalnya,” katanya.
Bagi wilayah yang belum tercover dia mengarahkan pemerintah setempat untuk berkoordinasi dengan badan usaha maupun organisasi yang selama ini bekerjasama untuk menyalurkan air bersih.
Hingga kini, jumlah yang tersalurkan sudah mencapai 233 tangki.
“Penyaluran air bersih dilakukan tiap hari, ada enam tangki yang kami salurkan,” pungkasnya.