Kecelakaan Tragis di Tol: Kehilangan Sosok Penting di Balik Kesuksesan Pallubasa Serigala
ABATANEWS, MAKASSAR – Dunia kuliner Makassar berduka. Kecelakaan tragis yang terjadi di Tol Layang Reformasi pada Kamis malam, 26 September 2024, merenggut nyawa pemilik rumah makan legendaris Pallubasa Serigala, Hajjah Nurjannah Madi (35), beserta putranya, Muhammad Fadlan (7). Insiden ini tak hanya mengguncang keluarga, tetapi juga komunitas pecinta kuliner di Makassar yang telah lama mengenal kelezatan Pallubasa.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Makassar, Komisaris Polisi Mamat Rahmat, mengonfirmasi bahwa kecelakaan tersebut melibatkan sebuah mobil mewah Land Cruiser yang ditumpangi keluarga Hajjah Nurjannah dan sebuah truk kontainer.
“Ada dua korban meninggal dunia di Rumah Sakit Primaya, yakni Hajjah Nurjannah dan anaknya. Sementara suaminya, Al Qadri, mengalami luka ringan dan sedang dirawat di Rumah Sakit Ibnu Sina,” ungkap Mamat kepada wartawan.
Sosok di Balik Kesuksesan Pallubasa Serigala
Nama Pallubasa Serigala sudah tidak asing lagi di telinga warga Makassar. Rumah makan yang berdiri sejak 1987 ini merupakan salah satu ikon kuliner di Kota Daeng, terkenal dengan hidangan khas Pallubasa yang kaya rasa dan menjadi favorit berbagai kalangan. Hajjah Nurjannah bersama suaminya, Haji Al Qadri Haerudin, merupakan generasi penerus dari rumah makan yang didirikan oleh Haji Haeruddin, ayah Al Qadri.
Di usia 35 tahun, Hajjah Nurjannah dikenal sebagai sosok yang tangguh dan gigih dalam mengelola bisnis keluarga ini bersama suaminya. Pallubasa Serigala tak hanya menjadi simbol kuliner Makassar, tetapi juga bukti ketekunan keluarga besar mereka dalam mempertahankan cita rasa dan kualitas selama lebih dari tiga dekade.
Duka Mendalam di Kalangan Pecinta Kuliner
Kecelakaan ini membawa duka mendalam bagi keluarga besar Pallubasa Serigala serta para pelanggannya yang setia. Kepergian Hajjah Nurjannah dan putranya tidak hanya meninggalkan luka bagi keluarga, tetapi juga bagi penggemar Pallubasa yang telah menjadi langganan rumah makan tersebut selama bertahun-tahun.
Rumah makan Pallubasa Serigala yang awalnya hanya sebuah tenda di pinggir jalan kini telah berkembang menjadi salah satu rumah makan paling legendaris di Makassar, berkat kerja keras Haji Al Qadri dan Hajjah Nurjannah dalam menjaga tradisi kuliner warisan keluarga.
Warisan Kuliner yang Akan Terus Hidup
Meski kehilangan Hajjah Nurjannah, warisan Pallubasa Serigala akan tetap hidup melalui suaminya, Haji Al Qadri, yang kini harus melanjutkan perjuangan mengelola bisnis keluarga tersebut. Semangat dan dedikasi yang telah dibangun oleh pasangan ini akan terus menginspirasi generasi penerus dan para pelaku usaha kuliner di Makassar.
Kecelakaan ini menjadi pengingat bahwa di balik kesuksesan besar, selalu ada sosok-sosok yang berjuang dengan penuh cinta dan pengorbanan. Pallubasa Serigala akan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kuliner Makassar, meski kini salah satu penerusnya telah pergi untuk selamanya.