Kate Wang, Pengusaha Vape yang Jadi Wanita Terkaya Dunia
ABATANEWS, CHINA – Wang Ying alias Kate Wang merupakan pendiri perusahaan vaping China Relx Technology menjadi wanita terkaya di dunia setelah melakukan IPO (penawaran umum perdana saham).
Pengusaha milenial yang juga menggunakan nama Inggris Kate, bahkan telah melampaui Richard Liu dari JD.com dan Robin Li dari Baidu.
Setelah perusahaan tersebut memulai debutnya di pasar saham AS minggu lalu, media China melaporkan bahwa miliarder muda itu kini memiliki kekayaan bersih senilai USD24,8 miliar yang ditentukan oleh harga saham.
Relx membuka sahamnya pada USD22.34, yang hampir dua kali lipat dari penawaran awal IPO sebesar USD12 per saham, meskipun peraturan AS memperketat pencatatan di China.
Pencapaian itu membuat bingung, terutama mengingat perusahaan baru berusia tiga tahun dan Wang yang baru berusia 39 tahun. Jadi bagaimana dia melakukannya?
Dilansir IDX, Wang memiliki gelar sarjana di bidang keuangan dari Universitas Xi’an Jiaotong dan gelar MBA dari Universitas Columbia di New York. Dia bekerja di perusahaan internasional seperti Bain & Company dari 2013 hingga 2014.
Setelah pengalaman tersebut, Wang mengambil kesempatan untuk masuk ke Uber China sebagai general manager dari 2014 hingga 2016, kemudian pindah ke Didi Chuxing Technology selama dua tahun sebelum memutuskan untuk memulai timnya sendiri, mendirikan Relx Technology pada tahun 2018.
Wang termotivasi untuk menciptakan produk rokok elektrik berkualitas tinggi yang menarik bagi generasi baru setelah menyaksikan ayahnya berjuang untuk berhenti merokok. Dia awalnya tidak menyadari efek negatif rokok terhadap kesehatan sampai ayah seorang rekannya meninggal karena kanker paru-paru.
Anggota pendiri Relx, banyak di antaranya sebelumnya bekerja untuk Uber China dan Huawei, memulai crowdfunding dengan mengirimkan proposal mereka ke platform e-commerce JD.com.
Sedikit yang Wang tahu dalam waktu sebulan, mereka akan menerima lebih dari 10 kali lipat dari modal awal yang mereka usulkan, total 38 juta yuan (USD5,9 juta).
Karena permintaan rokok elektrik mulai meningkat pada tahun 2018, Wang mendapatkan persaingan. Wang menanggapinya dengan membangun laboratorium rokok elektronik yang memakai biaya lebih dari 20 juta yuan, dan berkonsentrasi pada pembuatan produk berkualitas.
Selama tahun pertama Wang menjalankan Relx, dia sebenarnya mengalami defisit 2,87 juta yuan sebelum keadaan berubah pada 2019 dan 2020, dengan laba bersih masing-masing 47,7 juta yuan dan 109 juta yuan.
Relx akhirnya menjadi pemenang di industri ini berkat pengetahuan Wang. Keberhasilannya juga terkait erat dengan perkembangan ekonomi China yang pesat dan peningkatan investasi asing.