Kapolrestabes Makassar Nilai Kinerja Jurnalis Sangat Positif, Klarifikasi Dulu Baru Terbit
ABATANEWS, MAKASSAR – Kapolrestabes Makassar, Kombes Mokhamad Ngajib menyebut kinerja jurnalis saat ini sangat positif. Salah satunya, karena jurnalis di Makassar lebih mendahulukan klarifikasi kemudian ditayangkan.
Seperti deretan kasus viral yang kini paling menyita perhatian publik. Para jurnalis banyak lebih dulu melakukan klarifikasi ke pihak kepolisian.
Itu diungkap Kombes Ngajib dalam Talk Show Conference yang digelar oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengda Sulawesi Selatan (Sulsel) di Red Corner Cafe, Jalan Yusuf Daeng Ngawing, Makassar, Sabtu (30/9/2023).
“Ini tentu saat ini positif jurnalisme sudah tebentuk saat ini karena jurnalis sekarang, ada informasi, itu lebih banyak klarifikasi. Bukan langsung ditayangkan,” katanya.
Lulusan Akpol 1995 mengenang saat awal mula dirinya berdinas di Makassar. Lebih tepatnya saat masih berpangkat perwira pertama.
Kala itu, kata Ngajib, aksi tawuran di Makassar merajalela. Bahkan terdapat pengkaderan pelaku. Kini, lanjut dia, Kota Daeng ini sudah berubah.
“Alhamdulillah saat ini saya kembali 2023 ini, perubahan sosial luar biasa. Kalau dulu, ada pengkaderan anak 11 tahun kita dapat di kecamatan, mereka latihan perang antar kelompok,” ungkapnya.
Hal ini tidak lepas dari peran masyarakat yang menjaga Kamtibmas di wilayahnya. Termasuk jurnalis yang terus menayangkan pemberitaan positif.
Tapi sekarang berkurang dan terima kasih dan bersyukur atas memperbaiki dan sekarang kurang sekali tawuran. Ini tak lepas media, jurnalis. Lebih memberitakan positifnya.
Senada dengan Ketua DPRD Makassar, Rudianto Lallo. Ia menilai, peran jurnalis sebagai pengkritik.
Salah satu contohnya saat adanya oknum anggota dewan yang asyik bermain gim saat rapat berlangsung. Hal itu, kata Rudianto justru berdampak positif bagi lembaga legislatif yang ia pimpin.
“Tugas jurnalis menggambarkan informasi ke masyarakat. Saya pribadi, partner dan CCTV kita. Anggota kami main hape, itu bagus,” cetusnya.
Hal itu merupakan pemberitaan positif. Apalagi DPRD Makassar merupakan lembaga yang dibayar oleh rakyat.
“Makin media mengawasi kami makin bagus. Khususnya kami yang dibayar rakyat. Positif. Makassar ini sudah mantap,” ungkapnya.
Di samping itu, masyarakat juga harus pintar memilah media. Akademisi Ilmu Komunikasi dan Jurnalistik UINAM, Andi Muhammad Fadli, mengatakan, pada era digital saat ini, banyak perusahaan media yang tidak terdaftar di Dewan Pers.
Jurnalis yang bekerja di media yang tidak terverifikasi tersebut, kadang menayangkan berita yang tidak sesuai kode etik.
“Institusi kadang gak ngeri mana media terferifikasi dan mana tidak. Masyarakat harus pintar,” pintanya.