Jomplang! 52,8 persen Warga Eropa Telah Divaksin, Afrika Baru 2,8 persen

Jomplang! 52,8 persen Warga Eropa Telah Divaksin, Afrika Baru 2,8 persen

ABATANEWS, JAKARTA – Kesenjangan distribusi vaksin di sejumlah negara menjadi salah satu isu dunia saat ini.

Dari perhitungan persentase vaksinasi terhadap populasi, kawasan Amerika Utara telah memvaksinasi sebanyak 64,33 persen dari total populasi dan kawasan Eropa sebanyak 52,85 persen. Sementara kawasan Afrika baru mencapai 2,86 persen dan ASEAN 8,91 persen.

“Angka ini masih jauh dari target WHO yang mengharapkan setidaknya 10 persen penduduk di setiap negara telah divaksin pada bulan September dan 30 persen pada akhir Desember tahun ini,” kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi saat menyambut kedatangan 1,5 juta vaksin AstraZeneca, Jumat (10/6/2021) dini hari.

Retno menegaskan bahwa Indonesia terus berjuang mendorong kesetaraan vaksin COVID-19 bagi semua negara di dunia. Salah satunya adalah melalui forum multilateral COVAX AMC Engagement Group.

“Sebagai salah satu co-chairs COVAX AMC Engagement Group, Indonesia memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk terus memperjuangkan akses setara terhadap vaksin untuk semua negara,” ujarnya.

Untuk mengurangi tingkat kesenjangan tersebut, lanjut Menlu, COVAX Facility yang berada di bawah COVAX AMC Engagement Group telah mendorong mekanisme dose-sharing atau berbagi vaksin. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Denmark, Belgia, dan Spanyol akan menyalurkan surplus vaksin yang dimiliki melalui COVAX Facility.

“Dengan mekanisme COVAX Facility ini, maka negara-negara tersebut menyumbangkan vaksin yang dimiliki, kemudian dikelola oleh COVAX Facility untuk dibagikan kepada negara lain yang memerlukan,” tuturnya.

Lebih lanjut Menlu menambahkan, dalam upaya untuk mendorong kesetaraan global, Indonesia juga menjadi salah satu co-sponsor dari proposal TRIPS Waiver atau penghapusan hak kekayaan intelektual untuk produk dan teknologi yang digunakan untuk penanganan pandemi COVID-19 sehingga penanganan pandemi secara global dapat dilakukan dengan lebih merata.

“Pembahasan awal terhadap teks proposal ini di World Trade Organization (WTO), kemungkinan akan dimulai pada tanggal 17 Juni 2021. Kita semua berharap agar negosiasi terhadap proposal ini dapat diselesaikan dalam waktu cepat untuk membantu meningkatkan produksi dan distribusi vaksin secara signifikan,” tandasnya dilansir laman Sekretariat Kabinet.

Berita Terkait
Baca Juga