JK Akui Etnis Tionghoa yang Kuasai Perekonomian di Indonesia, tapi…
ABATANEWS, JAKARTA — Jusuf Kalla (JK) mengakui bila yang menguasai perekonomian di Indonesia adalah etnis Tionghoa. Hal itu disampaikan oleh Wakil Presiden ke-10 dan ke12 itu saat acara halalbihalal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Hotel Borobudur, Jakarta (12/5/2023).
“Tentu sahabat-sahabat kita bayar pajak, pekerjakan orang. Tapi tantangan terbesarnya di kita. Mereka tidak salah, yang kurang kita,” kata Jusuf Kalla dalam acara halalbihalal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (12/5) malam.
Karena itulah Jusuf Kalla umat muslim tak hanya didorong menjadi cendikiawan, namun juga spirit wirausahawan.
“Karena Itulah makanya bagaimana kita bukan hanya mendorong jadi cendikiawan, tapi bagaimana kita… ayo tadi ada program-program. Tapi bagaimana kita inovasi dan spirit kewirausahaan,” jelasnya.
Mulanya, Jusuf Kalla mengatakan orang muslim yang masuk daftar 100 orang terkaya jumlahnya sedikit. Lalu dia bandingkan Indonesia dengan Malaysia, yang menurutnya penduduk Tionghoa di sana 30 persen dari populasi dan menguasai 60 persen ekonomi atau setara satu banding dua.
Dia juga memberi contoh di beberapa negara Islam lainnya seperti Arab, ternyata hal seperti di Indonesia ini tak terjadi. Ekonomi Arab Saudi dikuasai oleh para pribumi atau penduduk asli. “Negara lain tidak, Pakistan yang kaya, Arab apalagi. Di Turki dari 10 orang kaya, 9 orang Turki asli,” jelas dia.
“Kita di Indonesia penduduk Tionghoa hanya 4,5 persen, tapi menguasai ekonomi lebih 50 persen. Jadi kekuatan lebih dari 10 kali lipat dari jumlahnya,” lanjutnya seperti ditayangkan dalam akun Youtube ICMI TV.
Dia menegaskan lagi, masyarakat Tionghoa yang menguasai ekonomi Indonesia itu tidak salah. “Karena memang mereka berusaha benar. Makanya tadi sore kita rapat dengan remaja masjid dan remaja Tionghoa. Kita putuskan bahwa bikin kerja sama untuk tiap bulan berdiskusi tentang bisnis,” kata Jusuf Kalla.