Jeritan Pedagang Karisa Jeneponto: 1 Bulan Untung, 11 Bulan Merugi
ABATANEWS, JENEPONTO — Mayoritas pedagang di Pasar Karisa Jeneponto merana. Sejak direlokasi pada tahun 2020 lalu, mereka tak lagi mendapatkan pemasukan seperti sedia kala.
Dikunjungi pada Ahad (7/1/2024) menjelang siang, nyaris tak ada ditemukan pembeli yang bertandang ke toko yang ada di pasar. Padahal biasanya, akhir pekan ramai pembeli.
Salah satu pedagang pakaian, Ferawati mengaku, sejak Pasar Karisa yang lama dirobohkan oleh pemerintah daerah lantaran telah terjadi kebakaran, dagangannya tak selaris dulu lagi.
Bahkan, satu pembeli datang ke tokonya saja, itu sudah membuatnya senang bukan kepalang.
“Kita lihat sendiri mi. Ini hari pasar (akhir pekan), tapi tidak ada pembeli. Tidak cuma hari ini, tapi selalu begini,” kata Fera yang ditemui di lapak jualannya.
Salah seorang pedagang lainnya yang enggan diwartakan namanya, justru memberi pengakuan lebih parah.
“Saya pak bahkan sering sampai 10 hari tidak ada pembeli,” ucap Ibu paruh baya yang sehari-harinya berjualan barang campuran itu.
Pengakuan lainnya datang dari seorang bapak penjual barang campuran juga. Ia menjelaskan, kondisi pelik ini sudah terjadi 3 tahun lamanya.
“Kita di sini pak, 1 bulan ji jualan untung. 11 bulan itu rugi atau tidak jualan. 1 bulan itu cuma di bulan puasa (ramadan). Di situ ji ramai. 11 bulan itu tidak ada lagi. Lihat sendiri mki,” ungkapnya.
Pembina Asosiasi Pedagang Pasar Karisa Jeneponto, H Amir, saat berbincang dengan Calon Anggota Legislatif DPR RI, Mukhtar Tompo menjelaskan, sejumlah alasan mengapa pasar jadi sepi.
Perkara utamanya, kata Amir, lantaran tidak ada campur tangan yang serius dari Pemkab Jeneponto. Ia menjelaskan, sejak direlokasi, penataan pasar menjadi semrawut.
“Penjual ikan dan sayur ada di luar. Kami juga tidak tahu, kenapa mereka menjual di luar. Pemda juga tidak atur itu. Akhirnya, tidak ada parkiran untuk pengunjung pasar dan pastinya tidak ada pembeli yang mau masuk pasar,” ucapnya.
Makanya, dia sangat membutuhkan intervensi Pemkab Jeneponto untuk membenahi ini. Terlebih, ia berharap, pasar dulunya yang dirobohkan, bisa dibangun kembali agar bisa ditempati seperti dulu lagi.
“Karena kita cuma selalu dijanji-janji untuk bangun pasar itu. Tapi sampai sekarang tidak ada itu pasar,” ungkapnya.