Janjikan Uang, Dukun Corona India Tantang Buktikan Vaksin Efektif
ABATANEWS, INDIA – Di tengah gelombang mutasi virus covid-19 di India, muncul juru kampanye anti vaksinasi yang mendulang popularitas di negara itu.
Biswaroop Roy Chowdhury yang dikenal dengan ‘Dukun Covid-19’ ini mengaku dapat menyembuhkan Covid-19 melalui makanan saja. Bahkan dia menyiapkan 100.000 rupe atau selitar Rp18 juta bagi yang bisa membuktikan vaksin bisa melawan corona.
“Menurut saya, kebanyakan kematian bukan karena virus corona itu sendiri, tapi karena perawatannya,” ujar Biswaroop Roy Chowdhury dalam salah satu video yang dipublikasikan melalui situsnya.
Bintang media sosial India kini telah dilarang di sejumlah platform karena terang-terangan menegaskan bahwa pengobatan corona adalah konspirasi yang dirancang untuk memenuhi kantong dokter dan bisnis farmasi besar.
“Obat-obatan tak akan membantu dalam menyembuhkan penyakit apapun,” ujarnya kepada BBC.
“Saya benar-benar yakin bahwa manusia tak memerlukan vaksinasi sama sekali.”
Dalam videonya, ia mengklaim pola makanannya yang kaya akan buah-buahan dan sayuran, akan menyembuhkan tak hanya Covid-19, tapi juga diabetes dan AIDS.
Ilmu kedokteran mengatakan semua ini tidak masuk akal. Tapi Chowdhury telah memanfaatkan pandemi untuk menyebarkan pesannya.
Dia mengajari para pengikutnya bahwa rumah sakit meningkatkan kemungkinan kematian mereka. Dia juga mengatakan bahwa pasien Covid yang sulit bernapas akan lebih baik duduk di depan kipas angin ketimbang menerima oksigen.
“Duduk di depan kipas angin lebih baik dari menerima infus oksigen,” katanya.
Bagi para pengkritiknya, dia dinilai penipu berbahaya yang nasihat buruknya hanya dapat memicu gelombang kedua virus corona yang mengerikan di India.
“Biswaroop Roy Chowdhury adalah seorang gadungan,” kata Dr Sumaiya Shaikh, editor sains dari situs pengecekan fakta India Alt News. “Dia memiliki banyak pengikut dan itu membuatnya lebih berbahaya.”
Mereka adalah pengikut yang telah dia kumpulkan melalui banyak buku, video dan kursus online dan siaran langsung ceramahnya.
YouTube, Twitter, dan Facebook telah melarang Chowdhury, setelah dia berhasil mengumpulkan banyak pengikut – hampir satu juta di YouTube saja – sebelum akunnya dihapus.
Ia masih memiliki akun resmi di WhatsApp dan Telegram
Chowdhury menampilkan dirinya sebagai sosok underdog yang berani melawan lembaga medis yang bermaksud menipu publik.
Dia menegaskan bahwa covid-19 “sama seperti flu biasa”, meskipun faktanya virus itu jauh lebih mematikan.