Israel dan Hamas Palestina Saling Klaim Kemenangan di Jalur Gaza
ABATANEWS – Israel dan Hamas sama-sama mengklaim kemenangan pada setelah pertempuran selama 11 hari di jalur Gaza. Meski, kerusakan di Gaza akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dipulihkan.
Usai gencatan senjata, Israel dan Palestina mulai menghitung skala kerusanakan. Seorang warga Gaza mengatakan lingkungannya tampak seolah-olah terkena tsunami. “Bagaimana dunia bisa menyebut dirinya beradab?” tanya Abu Ali yang berdiri di tengah puing-puing gedung setinggi 14 lantai.
Pejabat Palestina mengucurkan biaya rekonstruksi puluhan juta dolar, sementara para ekonom mengatakan pertempuran itu dapat mengekang pemulihan ekonomi Israel dari pandemi COVID-19.
Lima mayat lagi ditarik dari puing-puing Gaza, menjadikan korban tewas menjadi 248, termasuk 66 anak-anak, dengan lebih dari 1.900 luka-luka.
Militer Israel mengatakan seorang tentara Israel telah tewas serta 12 warga sipil, termasuk dua anak. Ratusan orang dirawat karena cedera setelah tembakan roket menyebabkan kepanikan dan mengirim orang-orang Tel Aviv ke tempat penampungan.
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia Margaret Harris mengatakan fasilitas kesehatan Gaza terancam kewalahan oleh ribuan cedera.
Dia menyerukan akses segera ke Jalur Gaza untuk persediaan kesehatan dan personel. “Tantangan sebenarnya adalah penutupan,” katanya dalam pengarahan virtual PBB.
Gaza telah bertahun-tahun menjadi sasaran blokade Israel yang membatasi perjalanan orang dan barang, serta pembatasan oleh Mesir.
Keduanya khawatir tentang senjata yang bisa didapat Hamas. Warga Palestina mengatakan pembatasan itu sama dengan penjara terhadap 2 juta penduduk Gaza.
Fabrizio Carboni, direktur regional Komite Internasional Palang Merah, menggemakan seruan WHO untuk pasokan medis yang mendesak. “Diperlukan waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali – dan bahkan lebih untuk membangun kembali kehidupan di sana,” katanya.