Israel Bakar RS Indonesia di Gaza Utara
ABATANEWS, JAKARTA — Gaza kembali menjadi saksi kekejaman konflik yang berkepanjangan. Rumah Sakit (RS) Indonesia, simbol solidaritas rakyat Indonesia untuk Palestina, menjadi korban serangan tentara Israel.
Insiden ini tidak hanya menambah daftar panjang serangan terhadap fasilitas kesehatan, namun juga menunjukkan betapa gentingnya kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Pada Senin (21/10/2024), tentara Israel dilaporkan membakar lantai atas RS Indonesia yang terletak di Gaza utara, setelah sebelumnya melakukan pengepungan dan penembakan artileri pada Sabtu (19/10/2024).
Kabar ini dilaporkan oleh kantor berita Palestina, WAFA, dan video pembakaran tersebut segera viral di media sosial.
Lebih dari sekadar fasilitas medis, RS Indonesia adalah simbol kemanusiaan. Didirikan pada 2009 atas inisiatif MER-C, organisasi kemanusiaan dari Indonesia, rumah sakit ini dibangun dengan dana donasi rakyat Indonesia yang berharap bisa memberikan kontribusi nyata bagi perjuangan Palestina.
RS ini diserahkan secara resmi ke pemerintah Palestina pada 2016, menjadi salah satu benteng terakhir bagi layanan kesehatan di Gaza yang terjepit konflik.
Serangan ini tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik, tetapi juga memicu krisis medis yang lebih dalam. Generator listrik rumah sakit dibom, memutus aliran listrik dan menyebabkan pasien-pasien yang tergantung pada peralatan oksigen tewas.
Dalam keterangannya, Kementerian Kesehatan di Gaza mengungkapkan bahwa akibat terbatasnya pergerakan di dalam rumah sakit, jenazah pasien harus dikuburkan di area rumah sakit karena tidak ada akses keluar.
Situasi semakin suram ketika tenaga medis di rumah sakit kehabisan pilihan dalam menangani korban yang terus bertambah.
“Kami bahkan tidak lagi bisa memprioritaskan yang terluka karena begitu banyak korban tewas akibat kehabisan darah,” ujar perwakilan Kementerian Kesehatan.
MER-C, yang menjadi motor di balik pembangunan RS Indonesia, menyatakan kemarahannya atas insiden ini. Bagi mereka, serangan ini bukan hanya serangan terhadap fasilitas kesehatan, melainkan juga penghinaan terhadap prinsip kemanusiaan yang mendasari pendirian rumah sakit tersebut: bahwa setiap bangsa berhak untuk merdeka dan penjajahan harus dihapuskan.
Kejadian ini kembali mengingatkan dunia tentang realitas tragis yang dihadapi masyarakat Gaza—bukan hanya akibat serangan militer, tetapi juga dari runtuhnya infrastruktur dan layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan.
Serangan terhadap RS Indonesia merupakan cerminan dari penderitaan warga Gaza yang semakin terisolasi dan kehilangan akses terhadap bantuan medis yang vital.