Isi Rekening Bank Tiba-tiba Kosong, Waspada Virus Berbahaya di Aplikasi Android

Isi Rekening Bank Tiba-tiba Kosong, Waspada Virus Berbahaya di Aplikasi Android

ABANEWS.COM – Virus Joker kembali menyerang handphone (HP) dengan sistem Android dan bersembunyi di berbagai aplikasi Google Play Store.

Virus berbahaya itu mampu mengosongkan rekening bank pengguna tanpa persetujuan mereka.

Pihak kepolisian Belgia baru mengungkap virus tersebut setelah melakukan penyelidikan.

“Program berbahaya itu terdeteksi di delapan aplikasi Play Store yang telah disembunyikan Google,” kata pihak kepolisian Belgia dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Enterpreneur, Jumat (27/8).

Virus Joker mulai terkenal pada 2017 ketika menginfeksi dan merampok korbannya dengan bersembunyi di berbagai aplikasi yang berbeda.

Sejak itu, sistem pertahanan Google Play Store telah menghapus sekitar 1.700 aplikasi yang mengandung ‘Joker’ sebelum diunduh oleh pengguna.

Pada September 2020, virus itu kembali ditemukan di 24 aplikasi Android yang mencatatkan lebih dari 500 ribu unduhan sebelum dihapus.

Diperkirakan waktu itu mempengaruhi lebih dari 30 negara termasuk Amerika Serikat, Brasil, dan Spanyol.

Melalui langganan yang tidak sah, peretas bisa mencuri hingga USD 7 atau setara Rp 100 ribuan per langganan mingguan.

Angka itu kemungkinan besar meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Virus Joker merujuk pada keluaga malware yang disebut sebagai Bread. Tujuannya, untuk meretas tagihan ponsel dan authorize tanpa persetujuan pengguna.

Peneliti dari perusahaan cybersecurity Quick Heal Security Lab, yang dikutip dalam pernyataan tersebut menjelaskan virus itu bisa memasukkan pesan teks, kontak, dan informasi lain di smartphone yang terinfeksi.

Adapun yang membuat virus itu sangat berbahaya adalah kemampuannya masuk ke ponsel pengguna berlangganan Android yang terhubung ke layanan berbayar.

Biasanya versi Premium atau yang paling mahal, tanpa izin sebelumnya. Pada awalnya, aplikasi yang terinfeksi Joker atau Malware lain dari keluarga tersebut melakukan penipuan melalui SMS, tetapi kemudian mulai menyerang pembayaran daring.

Kemudian teknik itu memanfaatkan integrasi operator telepon dengan vendor, untuk memudahkan pembayaran layanan dengan tagihan seluler.

Sumber: JPNN

Berita Terkait
Baca Juga