Ini Alasan Pertamina Turunkan Harga Pertamax
ABATANEWS, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) kembali menarik perhatian publik dengan kebijakan terbaru mereka dalam penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 September lalu.
Kebijakan ini bukan hanya soal angka, tetapi juga mencerminkan strategi Pertamina dalam menghadapi dinamika pasar energi global dan fluktuasi nilai tukar.
Salah satu penurunan harga yang signifikan adalah untuk produk Pertamax, yang turun dari Rp13.700 menjadi Rp12.950 per liter. Tak hanya itu, harga Pertamax Turbo juga mengalami penurunan dari Rp15.450 ke Rp14.475 per liter, dan Pertamina Dex dari Rp15.650 ke Rp13.650 per liter.
Langkah ini menandakan pergeseran yang cukup menarik dalam kebijakan harga perusahaan.
Menurut Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, penurunan harga ini tidak dilakukan secara sembarangan.
“Evaluasi dan penyesuaian harga untuk BBM Non-subsidi akan terus kami lakukan secara berkala setiap bulannya. Bisa tetap, bisa naik, dan bahkan bisa turun, tergantung tren harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah,” ungkap Heppy.
Penyesuaian harga tersebut didasarkan pada tren rata-rata harga minyak Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus serta fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Menariknya, di balik penurunan harga ini, tersirat strategi Pertamina untuk tetap kompetitif di tengah persaingan ketat industri BBM di Indonesia. Area Manager Comm Rel & CSR Pertamina Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menegaskan bahwa setiap penyesuaian harga BBM nonsubsidi sudah memperhitungkan persaingan dengan perusahaan penyedia BBM lain.
“Harga BBM Pertamina saat ini paling murah dibandingkan kompetitor,” klaim Ahad.
Dengan adanya penurunan harga ini, Pertamina tampaknya mengirimkan sinyal kepada konsumen dan pesaing bahwa mereka siap beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar.
Langkah ini juga mengundang masyarakat untuk memanfaatkan penurunan harga dengan menambah volume pengisian BBM, yang bisa dilihat sebagai upaya mendorong konsumsi lebih tinggi di tengah harga yang lebih terjangkau.
Kebijakan harga ini bisa jadi bukan hanya soal angka di pompa bensin, tetapi juga langkah strategis Pertamina dalam mempertahankan pangsa pasar dan menguatkan posisinya di tengah tantangan global dan domestik.