Inflasi Kota Gorontalo Oktober 2023 Alami Kenaikan 1,00 Persen
ABATANEWS, GORONTALO – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo menyampaikan secara resmi perkembangan Inflasi Kota Gorontalo Oktober 2023. Yakni, mengalami Inflasi kenaikan harga barang dan jasa yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat hingga turunnya daya jual mata uang suatu negara.
Hal itu bersamaan dengan inflasi Kota Gorontalo secara month to month (mtm) pada Oktober 2023 yang meningkat sebesar 1,00 persen. Dimana inflasi ini dipacu oleh tiga komoditas, di antaranya cabe rawit, beras, dan rokok atau tembakau.
Kepala Bagian Umum BPS Provinsi Gorontalo, Dwi Alwi Astuti menjelaskan bahwa inflasi month to month (mtm) atau bulanan mencapai 1 persen yang tertinggi se-Indonesia dari kota-kota seluruh Sulawesi. Itu disebabkan oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau lebih rinci lagi disebabkan oleh cabai rawit, beras dan rokok dan sebagainya.
“Tetapi yang perlu kita garis bawahi, bahwa meskipun kita inflasi Month to Month-nya itu paling tinggi se-indonesia tetapi inflasi year to date atau inflasi komulatif itu sampai oktober 2023 itu adalah paling rendah dari 12 kota lain di pulau Sulawesi,” katanya, Kamis (2/11/2023).
Termasuk, lanjut dia, juga year on year itu terendah kedua dibandingkan dengan 12 kota lain di pulau Sulawesi terendah setelah Palopo (Sulsel). Menurutnya, hal itu menjadi perhatikan karena inflasi year to date itu bisa digunakan untuk memperkirakan.
“Kira-kira inflasi sampai akhir tahun itu berapa dan kita sekarang di posisi 1,53 itu adalah adalah terendah dari 12 kota lainnya,” imbuhnya.
Lalu, secara month to month (mtm) atau bulanan pengeluaran, makanan dan minuman serta tembakau secara detail month to month itu adalah cabai rawit, beras, dan rokok. Kemudian kalau secara year to year dibanding dengan tahun lalu, periode yang sama tahun lalu itu adalah beras dan cabe rawit.
“Jadi harga beras itu dibandingkan dengan periode oktober 2022 itu naik sangat tinggi, itu yang menyebabkan penyumbang atau andil terbesar dari inflasi kita di bulan oktober 2023,” jelasnya.
Lebih jauh, ia menjelaskan nilai tukar petani cukup bagus yakni mengalami peningkatan. Untuk sekarang, berada diposisi 109,36 alias mengalami peningkatan 1,56.
Kemudian yang paling tinggi ada pada sub sektor holtikultura peningkatannya sampai 12 persen. Masing-masing mencakup cabai rawit, cabai merah dan bawang merah.
“Jadi petani cabai, petani bawang merah lagi diuntungkan karena harganya meningkat dan pendapatannya meningkat. Kalau Nilai Tukar Petani (NTP) kita melihat kemampuan daya tukar petani di tingkat pedesaan,” jelasnya.
“Kemudian, kalau nelayan kita masih di bawa 100 jadi pendapatan nelayan itu tidak cukup untuk menghidupi untuk konsumsinya dan biaya produksinya bagi nelayan tangkap,” pungkasnya.