Hasil Riset RKLI LPTK Kerja Sama LPPM UNG dan LP2M UNNES: Ustadz Seleb Online dan Moderasi Beragama di Era Digital

Hasil Riset RKLI LPTK Kerja Sama LPPM UNG dan LP2M UNNES: Ustadz Seleb Online dan Moderasi Beragama di Era Digital

ABATANEWS, GORONTALO – Dalam era digital yang terus berkembang, riset terbaru dari Riset Kolaborasi LPTK Indonesia (RKLI) bekerja sama dengan LPPM Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan LP2M Universitas Negeri Semarang (UNNES) berhasil mengungkap peran ustadz selebriti online dalam membentuk moderasi beragama di Indonesia.

Ketua peneliti Dr. Yowan Tamu, M.A., dari UNG bersama mitra peneliti UNNES, Yasir Alimi, Ph.D., ini berjudul “Ustadz Seleb Online: Self-Presentation & The Role of New Online Religious Leaders in Shaping Religious Moderation in Contemporary Indonesia”, dan telah disumbit dalam jurnal bereputasi Internasional.

Prof Dr Sudarmin, M.Si., dan Prof Dr Ratna Dewi Kusumangtityas , M.T., Sebagai Reviuer Pusat Mengharapkan luaran yang sudah disubmit bisa terpublish di Tahun 2025. Gorontalo, 21 November 2024

Penelitian ini mengeksplorasi fenomena ustadz selebriti online—pemimpin agama yang memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan dakwah.

Fokus riset meliputi bagaimana mereka menampilkan diri (self-presentation) secara online dan bagaimana peran mereka dalam mempromosikan moderasi beragama di tengah tantangan kontemporer, termasuk radikalisme dan polarisasi sosial.

Hasil Utama Penelitian, diantaranya :

1) Konstruksi Identitas Digital: Penelitian menemukan bahwa ustadz selebriti online menggunakan strategi khusus dalam membangun identitas digital mereka, termasuk penggunaan narasi personal, visual, dan pendekatan interaktif .

2) Penyampaian Moderasi Beragama: Banyak dari mereka memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan toleransi, dialog antaragama, dan pemahaman yang inklusif terhadap ajaran Islam, yang sejalan dengan semangat wasatiyyah.

3) Dampak pada Audiens: Studi menunjukkan bahwa konten religius online berkontribusi signifikan dalam membentuk pandangan audiens terhadap nilai-nilai moderasi, khususnya di kalangan generasi muda dengan audiens.

Dr. Yowan Tamu, M.A., Ketua Tim Peneliti dari Universitas Negeri Gorontalo, menyatakan bahwa riset ini tidak hanya mencerminkan dinamika baru dalam dakwah Islam, tetapi juga potensi besar media sosial sebagai alat pembentukan moderasi beragama.

“Kami melihat bahwa pemimpin agama di platform digital memiliki peran strategis dalam menyampaikan pesan-pesan yang mampu memupuk kerukunan dalam keberagaman,” ungkap Dr. Yowan.

Sementara itu, Yasir Alimi, Ph.D., Mitra Peneliti dari Universitas Negeri Semarang, menambahkan bahwa ustadz selebriti online merupakan fenomena yang unik dalam lanskap kepemimpinan agama di era modern.

“Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menghadirkan narasi agama yang lebih relevan dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat kontemporer,” jelas Yasir Alimi.

Ketua LPPM Universitas Negeri Gorontalo Prof. Lanto Ningrayati Amali, S.Kom., M.Kom., Ph.D , mengapresiasi kolaborasi ini sebagai langkah konkret dalam mendukung riset yang relevan dengan perkembangan sosial dan teknologi.

“Kolaborasi ini menunjukkan komitmen kami untuk terus berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan solusi bagi tantangan sosial melalui pendekatan lintas disiplin,” ujarnya.

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi penting bagi akademisi, pembuat kebijakan, dan praktisi agama dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana edukasi dan transformasi sosial.

Berita Terkait
Baca Juga