Hadiri Sidang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Sungai Larona, Ini Pesan Bupati Indah
ABATANEWS, LUWU UTARA — Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menghadiri Sidang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Pompengan Larona di Hotel Elegant, Masamba.
Sidang ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan fungsi dan manfaat sumber daya air serta menghindari konflik yang mungkin terjadi antara pengguna sumber daya air. Hal itu disampaikan Kepala Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan yang dalam hal ini diwakili oleh Setiawan Aswad.
“Diperlukan keterpaduan pengelolaan sumber daya air, hal inilah sangat diperlukan sesuai dengan tugas dan fungsi kita sebagai anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) wilayah Sungai Pompengan Larona,” jelasnya.
Sementara itu, sebagai narasumber, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani pada sidang ini memberikan gambaran awal terkait kondisi Sungai Rongkong Kabupaten Luwu Utara dari kacamata pemerintah daerah.
Bukan hanya itu, istri dari Anggota DPR RI Muhammad Fauzi ini menyampaikan, harapan yang besar kepada semua pihak untuk bekerja bersama-sama, dan saling mendukung dalam menuntaskan persoalan-persoalan alam yang sekiranya telah dan akan terjadi.
“Memang tidak mudah dalam penanganan ini, tapi bukan berarti kita tidak pernah menangangi itu. Saya tahu itu karena yang hadir di tempat ini, ada masyarakat, pemerintah desa, kita pernah bersama-sama melakukannya,” kata Indah.
Indah juga mengatakan bahwa mitigasi non struktural perlu dimasifkan. Kabupaten Luwu Utara telah membentuk Desa Tangguh Bencana, dan Forum Pengurangan Risiko Bencana yang dimaksudkan bahwa kalaupun terjadi suatu bencana diharapkan tidak ada korban jiwa dan kerugian material bisa diminimalkan.
“Kita jangan melawan alam, tapi kita harus bersahabat dengan alam dengan cara menjaga lingkungan, mitigasi non struktural juga perlu kita masifkan, misalnya edukasi untuk memperkuat kapasitas masyarakat dan kapasitas pemerintah setempat,” pinta bupati perempuan pertama di Sulsel ini.
Yang tidak kalah penting, lanjut Indah, dalam penyelesaian persoalan bencana maupun pasca bencana adalah persoalan sosial.
“Persoalan sosial juga kadang tak bisa dihindari. Untuk itu perlu menyamakan persepsi dengan masyarakat kita. Salah satu cara yang kita lakukan ialah dengan melakukan pendekatan-pendekatan persuasif kepada masyarakat di titik-titik krusial aliran sungai,” jelasnya.