Fokus Tekan Stunting di Wilayah Prioritas, Pemkab Maros Salurkan PMT ke 177 Balita Marusu

Fokus Tekan Stunting di Wilayah Prioritas, Pemkab Maros Salurkan PMT ke 177 Balita Marusu

ABATANEWS, MAKASSAR – Pemerintah Kabupaten Maros terus memacu percepatan penurunan stunting melalui intervensi gizi yang terarah dan berkelanjutan.

Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penyaluran Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa biskuit kepada 177 balita bermasalah gizi di Kecamatan Marusu, Kamis (18/12/2025).

Kecamatan Marusu tercatat sebagai salah satu wilayah dengan prevalensi stunting cukup tinggi di Kabupaten Maros, sehingga ditetapkan sebagai kawasan prioritas penanganan.

Penyaluran PMT dilakukan langsung oleh Bupati Maros, Andi Syafril Chaidir Syam, kepada balita stunting, gizi kurang, dan berat badan kurang, bertempat di Aula Puskesmas Marusu.

Bupati Maros menegaskan, meskipun Kabupaten Maros telah menerima apresiasi atas capaian penurunan stunting, namun angka prevalensinya masih berada di atas target nasional. Karena itu, penguatan intervensi gizi harus terus dilakukan, khususnya di wilayah dengan kasus tertinggi.

“Upaya penurunan stunting tidak boleh kendor. Intervensi harus berkelanjutan dan fokus pada daerah-daerah yang angka stuntingnya masih tinggi,” ujar Chaidir Syam.

Program PMT ini menyasar balita yang telah terdata secara by name by address oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini memungkinkan intervensi gizi dilakukan secara tepat sasaran, sekaligus memudahkan pemantauan perkembangan anak secara berkala.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, dr. Muhammad Yunus, menjelaskan bahwa pemberian PMT biskuit merupakan bagian dari rangkaian penanganan stunting, bukan intervensi tunggal. Pemerintah daerah juga akan melakukan pemantauan pertumbuhan balita penerima PMT selama tiga bulan ke depan.

“Pemantauan ini menjadi dasar evaluasi untuk melihat sejauh mana efektivitas intervensi yang kita lakukan,” jelasnya.

Di tingkat pelayanan dasar, pendampingan intensif turut dilakukan oleh puskesmas, penyuluh kesehatan, dan kader posyandu. Kepala UPTD Puskesmas Lau, Trisnawati, menyebut pendampingan tidak hanya menyasar anak, tetapi juga keluarga.

“Kami fokus pada edukasi gizi, pola asuh anak, serta kebersihan lingkungan. Faktor-faktor ini sangat menentukan keberhasilan penurunan stunting,” tuturnya.

Berdasarkan data Survei Gizi Indonesia (SGI), angka stunting di Kabupaten Maros saat ini berada di kisaran 22,4 persen.

Sementara data E-PPGBM by name by address mencatat sekitar 3.700 balita bermasalah gizi yang tersebar di 14 kecamatan, dengan Kecamatan Marusu menjadi salah satu wilayah prioritas dalam program percepatan penanganan stunting.

Berita Terkait
Baca Juga