Elon Musk Tutup Kantor Twitter, Warganet +62: Kita Ngeluh ke Mana?
ABATANEWS — Elon Musk mengambil kebijakan yang terbilang berani. Ia menutup semua kantornya dan menonaktifkan akses untuk pekerjanya, hingga 21 November mendatang.
Dalam The New York Times, kebijakan ini merupakan imbas dari pengunduran diri massal karyawan dan pemecatan 50 persen karyawan oleh Musk pada awal November.
Elon Musk beralasan, keputusan tersebut harus diambil karena perusahaan merugi $4 juta (sekitar Rp 62.72 Miliar) per hari.
Rabu (16/11/2022), Elon Musk meminta karyawan yang tersisa untuk memutuskan dalam waktu 36 jam apakah mereka ingin keluar dari perusahaan atau berkomitmen untuk membangun “terobosan Twitter 2.0”. Dia mengatakan bahwa mereka yang memutuskan untuk keluar akan mendapatkan uang pesangon selama tiga bulan.
Selanjutnya, pada hari Kamis (17/11/2022) waktu setempat, Twitter mengirimkan memo kepada karyawannya yang menyatakan bahwa kantornya akan ditutup hingga Senin. Memo itu tidak menyebutkan alasan keputusan tersebut.
Namun, Zoë Schiffer, redaktur pelaksana platform buletin, mengatakan, bahwa hal ini mungkin karena kekhawatiran bahwa karyawan dapat menyabotase perusahaan, dan karena perusahaan mencoba menilai karyawan mana yang perlu diputus aksesnya.
Menurut Bloomberg, perusahaan microblogging tersebut memberi tahu karyawan untuk tidak membahas informasi rahasia di media sosial, dengan pers, atau di tempat lain.
Akibatnya, warganet Twitter ramai-ramai membuat tagar #RIPTwitter. Tagar ini menjadi trending di hampir seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Namun, di Indonesia, banyak yang mengira, pendiri Space X itu akan menutup Twitter selamanya akibat kisruh yang terjadi di internal perusahaan.
Tak ayal, banyak yang mengaku sedih bila hal itu benar-benar terjadi. Sebab, banyak yang berpandangan, Twitter merupakan salah medium bagi warganet untuk menyampaikan uneg-unegnya, mulai dari curhatan pribadi hingga kondisi dunia.