Diragukan Jadi Ketua Golkar dan Maju Pilgub, TP: Mana Besar Solo atau Parepare?
ABATANEWS, MAKASSAR – Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe mengeluarkan uneg-unegnya tentang kondisi Partai Golkar Sulsel saat ini.
Diakuinya, sejak memimpin partai berlambang beringin pada tahun 2020 lalu, Taufan kerap mendapat ‘gangguan’ dari internal partainya.
Bahkan, ia mengaku mendapat cerita miring, perihal kredibilitasnya sebagai Ketua Golkar Sulsel. Begitu pun, saat dirinya mengampanyekan untuk maju sebagai calon Gubernur Sulsel.
“Walaupun saya junior di Golkar, ada yang mengatakan dirinya senior di Golkar, tapi menurut saya, hasil (kerja) yang dilihat,” terangnya, saat jumpa pers di salah satu kedai kopi di Makassar, pada Ahad (24/7/2022).
“Saya tidak mengatakan diri saya hebat di Golkar. Saya orang biasa-biasa di Golkar. Saya ditakdirkan sebagai kepala daerah (jadi Ketua Golkar Sulsel), tentu nilaiku beda dengan kader yang belum pernah jadi kepala daerah,” lanjut Wali Kota Parepare dua periode itu.
Meski berstatus kepala daerah, namun, Taufan mengaku, banyak yang tidak yakin dengan kemampuannya mengelola partai sebesar Partai Golkar.
Alasannya, Parepare dianggap sebagai “kota kecil”. “Saya sudah berhasil memimpin rakyat, kau katakan rakyatku sedikit, tidak apa-apa,” ucapnya.
Tak bisa dipungkiri, Parepare memang termasuk daerah paling sempit di Sulsel. Jumlah penduduknya pun paling sedikit, yakni sekitar 154 ribu jiwa (tahun 2021) dan memiliki daftar pemilih tetap (DPT) sebesar 95 ribu pada Pemilu 2019 lalu berdasarkan data KPU.
“Saya bertanya, memangnya Pak Jokowi itu dari wali kota yang besar? Mana besar Parepare dengan Solo? Lebih besar Parepare (dari Solo). Mereka (Pak Jokowi) bisa jadi Gubernur (DKI Jakarta), bisa jadi Presiden,” jelasnya.
Makanya, Taufan mengingatkan kepada kader Golkar untuk tidak meremehkan dirinya sebagai pemimpin dan calon gubernur.
“Jadi janganlah meremehkan sesama manusia, apalagi sesama kader (Golkar),” pesannya.
Namun, ia menegaskan, tak akan tinggal diam bila terus-menerus dipojokkan. Menurutnya, ia bisa juga melakukan “serangan balik” kepada pihak-pihak yang dianggap kerap mengganggu kestabilan Partai Golkar.
“Pasti saya angkat permasalahan-permasalahan yang mungkin lebih “parah” dari kata-kata yang saya keluarkan,” tegasnya.
“Perlu diingat, sabar itu bukan berarti lemah, bukan berarti tidak mampu berbuat. Sabar itu adalah situasi suasana batin yang bernilai tinggi menurut saya. Sabar saja,” pungkasnya.