Dihadapan Wamendikdasmen, Sejumlah Guru Keluhkan Masalah Ketimpangan
ABATANEWS, TASIKMALAYA – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat mengunjungi dua sekolah yaitu SMA Plus Muallimin Rajapolah dan SMP/SMA Nasrul Haq Sukasari pada Sabtu lalu (2/11/2024). Dalam kunjungan itu, sejumlah guru mengeluhkan masalah ketimpangan.
Salah seorang guru SMA Plus Muallimin Rajapolah dalam pertemuan itu mengeluhkan ketimpangan dukungan yang terjadi bagi guru di sekolah swasta dan sekolah negeri. Padahal menurutnya, peran sekolah swasta dan negeri sama pentingnya dalam memajukan pendidikan.
“Tetapi kami guru di sekolah swasta sangat terkendala dukungan. Kiranya bisa menjadi masukan bagi pemerintah pusat untuk memberikan kami guru di sekolah swasta bantuan insentif sehingga kami siap bersaing dengan negeri untuk mewujudkan Indonesia Maju,” ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang pengajar matematika Taufik, mengungkapkan kurangnya fasilitas perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah membuat potensi para murid terkendala.
“Kendalanya, waktu dulu saat kegiatan olimpiade kami punya kemampuan, tapi sekarang tidak bisa karena faktor keterbatasan perangkat. Jika berkenan, mohon dijadikan masukan untuk ke depannya,” tuturnya.
Guru lainnya, Nurul, menceritakan keresahan siswa mengenai akses ke perpustakaan.
“Di sekolah kami, gerakan literasi sudah dijalankan tapi saat kami memfasilitasi siswa ke perpustakaan terasa sangat sulit. Bahkan kami kesulitan untuk mengakses Perpustakaan Nasional. Semoga jadi perhatian karena dalam peningkatan literasi membutuhkan buku.”
Nurul juga bertanya tentang bagaimana Kementerian Pendidikan melihat Artificial Intelligence (AI) dan apakah ada regulasi yang akan menaunginya.
“Ada keresahan sendiri di kami, takutnya akan membuat siswa jadi malas berpikir padahal target kita peningkatan literasi dan numerasi,” ungkap Nurul.
Menjawab pertanyaan tersebut, Wamen Atip menyadari pentingnya membaca bagi murid dan berupaya akan membantu untuk akses perpustakaan.
“Akses ke perpustakaan nasional, akan kami bantu sampaikan karena kami sangat sadar keterampilan literasi perlu ditanamkan sedini mungkin. Good writer must be a good reader, penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kami akan bantu,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur SMP, Imran, turut menambahkan, berkaitan dengan perangkat TIK maupun pengadaan buku, nanti akan dipetakan lagi untuk ditindaklanjuti. Imran lebih lanjut mengungkapkan, bahwa pelatihan AI bisa menjadi salah satu cara kita membentengi diri kita, sehingga AI tidak menjadi tantangan yang menjerumuskan dan justru menjadi alat bantu.
“Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu tim Microsoft, mereka sedang ada pengembangan yang membutuhkan satu juta orang untuk belajar bersama mengenai pemanfaatan AI. Jika ingin tahu lebih dalam mengenai AI, kami bisa bantu fasilitasi Ibu dan Bapak,” ungkap Imran.