Di Bidang Ekonomi, Kepuasan Publik Terhadap Jokowi 77,8 Persen 

Di Bidang Ekonomi, Kepuasan Publik Terhadap Jokowi 77,8 Persen 

ABATANEWS, JAKARTA – Kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dalam menangani perekonomian di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan berdasarkan survei yang dilaksanakan Polmatrix, kepuasan publik mencapai 77,8 persen.

Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto menjelaskan, survei Polmatrix Indonesia ini terkait dengan menjaga ketersediaan barang dan menekan inflasi. Meski sejumlah harga komoditas mengalami kenaikan, tapi Jokowi dinilai mampu menjaga kestabilan barang.

“Dan menekan inflasi,” kata Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/6/2022).

Dari hasil survei, menunjukkan sebanyak 77,8 persen publik merasa puas terhadap Jokowi. Rinciannya, sebesar 71,1 persen merasa cukup puas dan 6,7 persen di antaranya sangat puas.

Sementara 20,5 persen responden merasa tidak puas dengan kinerja Jokowi. Diantaranya 18,0 persen kurang puas, 2,5 persen sangat tidak puas, dan 1,7 persen tidak tahu/tidak jawab.

Ia menuturkan, rekam jejak Jokowi sejak menjabat kepala daerah di Surakarta dan DKI Jakarta terlihat dalam mengendalikan inflasi. Pada saat debat Pilpres 2014, Jokowi menekankan pentingnya tim pengendalian inflasi daerah (TPID) pada saat memimpin pemerintahan.

Begitu terpilih sebagai presiden, Jokowi menggencarkan pembangunan infrastruktur yang menjadi kendala utama dalam arus logistik. Hingga kini, seluruh jaringan tol Transjawa sudah terhubung, dilanjutkan dengan di pulau-pulau lain, serta moda transportasi lainnya.

Demikian pula, dengan infrastruktur untuk mendukung sektor pertanian, seperti pembangunan bendungan dan saluran irigasi. “Tidak terbayangkan bagaimana situasi pandemi dan inflasi jika Jokowi tidak menggeber infrastruktur sejak periode pertama memerintah,” ucap Dendik.

Meskipun masih banyak permasalahan yang harus dihadapi, kata dia, publik melihat pemerintah bekerja untuk melayani publik. “Hasilnya kepuasan publik tetap tinggi meskipun cenderung stagnan atau kemungkinan terkoreksi,” ujarnya.

Berita Terkait
Baca Juga