Data e-HAC Bocor, Pakar Siber: Nomor KTP Hingga Hotel Tempat Nginap Tersebar
ABATANEWS – Pakar keamanan siber, Pratama Persadha mengatakan dugaan kebocoran data pengguna di aplikasi Health Alert Card (e-HAC) milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebanyak 1,3 juta pengguna.
Menurut dia, data yang bocor menunjukkan identitas pengguna hingga lokasi rumah sakit.
“1,3 juta user e-HAC. Data berupa nama, rumah sakit, alamat, hasil tes PCR, akun e-HAC, bahkan data detail tentang RS serta dokter yang melakukan perawatan atau memeriksa user e-HAC,” kata Pratama dikutip dari JPNN, Selasa (31/8)
“Bahkan ada data hotel di mana menginap, nomor KTP, paspor, email dan lainnya,” sambung dia.
Pratama menjelaskan sebelumnya tim vpnmentor menemukan database e-HAC itu pada 16 Juli 2021 lalu. Mereka mengecek terlebih dahulu kebenaran data itu.
Kemudian mereka memberikan informasi ke Kemenkes dan menghubungi Google sebagai hosting provider pada 25 Agustus 2021.
Setelah tidak mendapatkan balasan dari Kemenkes. Maka vpnmentor menghubungi badan siber dan sandi negera (BSSN) pada 22 Agustus. Namun, BSSN langsung mengambil langkah cepat.
“Pada 24 Agustus server e-HAC tersebut langsung di takedown oleh BSSN,” kata dia.
Pratama mengatakan kebocoran data itu bisa mengakibatkan pemilik akun akan menjadi target penipuan dengan modus covid-19 seperti telemedicine palsu maupun semacamnya.
Selain itu, dia memprediksi adanya kebocoran data tersebut bisa meningkatkan menurunya kepercayaan masyarakat dengan aplikasi besutan pemerintah.
“Jelas ini meningkatkan ketidakpercayaan terhadap proses penanggulangan covid dan usaha vaksinasi, apalagi saat ini vaksinasi menjadikan aplikasi Pedulilindungi sebagai ujung tombak,” ungkap Pratama.