Cerita Abang Fauzi yang Ditugaskan Bahlil Jadi Calon Bupati Lutra dan Dilemanya Indah

Cerita Abang Fauzi yang Ditugaskan Bahlil Jadi Calon Bupati Lutra dan Dilemanya Indah

ABATANEWS, MAKASSAR — Muhammad Fauzi, secara mengejutkan memutuskan ikut dalam kontestasi Pilkada Luwu Utara 2024. Keputusannya sungguh tiba-tiba dan membuat Fauzi ‘tak berdaya’.

Abang Fauzi, sapaan akrabnya, mengaku keputusan itu diambil pada tanggal 27 Agustus atau dua hari sebelum KPU mengakhiri masa pendaftaran bakal calon kepala daerah.

Awal mulanya, ketika muncul kabar kalau Ketua DPRD Luwu Utara, Drs Basir memilih mengundurkan diri dari proses pencalonan kontestasi politik tahun ini.

“Dan yang menyampaikan informasi itu pertama kali dari DPD I Golkar Sulsel,” kata Abang Fauzi, saat berbincang dengan wartawan di Warkop Dg Anas, Makassar, pada Ahad (1/9/2024).

Informasi itu sampai di telinga pengurus DPP Golkar. Abang langsung dipanggil oleh Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia dan Sekretaris Jenderal Golkar, Sumarji.

“Saat dipanggil itu tidak ada lagi diskusi. Pak Ketum langsung sampaikan, ‘Abang jadi calon bupati di Luwu Utara yah. Saya teken rekomendasinya’,” ucap Abang meniru perkataan Bahlil.

Wakil Ketua DPD PDIP Sulsel, Iqbal Arifin dan Calon Bupati Luwu Utara, Muhammad Fauzi saat berbincang dengan wartawan di Warkop Dg Anas, Makassar, pada Minggu (1/9/2024).

Saat itu, kata Abang, ia tak bisa berkata apa-apa. Bak petir di siang bolong, Abang hanya bisa manut sembari memikirkan banyak hal lain yang menurutnya belum klop.

“Karena memang tidak ada ruang diskusi. Apalagi, memang cukup kita sayangkan kalau tidak ada kader Golkar yang maju di sana, karena kita kan punya 11 kursi (35 kursi) di DPRD (periode 2024-2029),” terangnya.

Setelah pertemuan singkat itu, Abang pun langsung bergegas bertemu dengan sejumlah timnya di Jakarta. Diputuskan, Abang diminta untuk segera bertolak ke Luwu Utara dan biarkan koleganya mengurus segala hal administrasi yang perlu untuk dituntaskan.

“Saya sebetulnya tidak ada sama sekali niat untuk maju pilkada. Makanya setelah tersebar bahwa saya maju, banyak teman-teman yang kaget. Walaupun juga, beberapa survei yang telah jalan di Luwu Utara, selalu muncul nama saya,” ungkapnya.

Tiba di Luwu Utara, Abang langsung mengumpulkan timnya, beserta pengurus Golkar Luwu Utara yang dikomandoi oleh sang istri, Indah Putri Indriani.

Setelah berdiskusi singkat, akhirnya diputuskan siapa yang diajak bergandengan untuk masuk arena politik. Yakni Ajie Pratama yang menjabat Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM (DP2KUKM) Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.

Gayung bersambut. Informasi soal majunya Abang direspons oleh rekan-rekannya dari partai lain. PDIP, Perindo, dan PKS akhirnya ikut mengusung duet Fauzi-Ajie.

Abang mengungkap mengapa menjatuhkan pilihan kepada Ajie. Pertama, berdasarkan potret sejumlah lembaga survei, Ajie bertengger di posisi teratas di antara ASN lainnya.

Kedua, lanjut Abang, Ajie punya basis yang riil. Ajie ialah putra dari Mantan Bupati Luwu Utara Periode 2010-2015, Arifin Junaidi.

“Dan kami bisa dibilang pasangan saling melengkapi. Saya sebagai seorang politisi, dan Pak Ajie sebagai seorang birokrat. Jadi itu pertimbangan utama kenapa pada akhirnya kami yang berpaket,” katanya.

Respons Keluarga

Di tengah situasi yang kian mendesak dan mendadak ini, Abang masih perlu menyelesaikan satu persoalan lagi. Yaitu persoalan di internal keluarga mereka.

Diakuinya, sang istri, yang juga Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani secara personal tidak menginginkan Abang untuk ber-pilkada.

Abang bercerita, mereka sebetulnya sudah bersepakat untuk kumpul bersama lagi sebagai keluarga utuh, termasuk anak-anaknya.

Usai pensiun sebagai bupati pada tahun 2025 nanti, Indah, kata Abang, ingin menetap di Jakarta menemani Abang sebagai Anggota DPR RI Periode 2024-2029 terpilih dan kembali mengajar sebagai dosen di Universitas Indonesia.

“Kami sudah bilang, mungkin nanti pulang kampungnya kalau reses atau kunjungan dapil. Sudah terencana sebetulnya. Karena kan hampir 15 tahun ini kami jarang bertemu, utamanya kumpul dengan anak-anak kami,” ungkapnya.

Tapi, kata Abang, Indah juga tidak bisa berbuat banyak. Sebagai komandan dan kader, perintah parpol mesti dijalankan.

“Jabatan ini kan berkaitan dengan siri’ kita juga. Kalau misalnya (istri saya) sebagai Ketua DPD II, lantas tidak mendukung kan, itu justru jadi penilaian yang buruk. Beda mungkin ceritanya kalau istri saya bukan ketua partai, pasti saya akan bersikeras, meskipun ruang diskusi dari DPP itu tidak ada,” ungkap Abang.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPD PDIP Sulsel, Iqbal Arifin mengungkap, bila memang banyak pihak yang menunggu sikap politik Abang di Pilkada Luwu Utara.

“Makanya setelah kami konfirmasi bahwa Abang ini benar-benar maju, PDIP langsung keluarkan rekomendasinya. Karena kami di PDIP tahu bagaimana kapasitas dan kredibilitas Abang,” tutur Iqbal.

Berita Terkait
Baca Juga