Cak Imin Sebut Upaya Ketum PBNU Gembosi PKB Terbukti Gagal Total

Cak Imin Sebut Upaya Ketum PBNU Gembosi PKB Terbukti Gagal Total

ABATANEWS, JAKARTA — Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, memberikan tanggapan tegas terhadap pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf.

Gus Yahya sebelumnya menyatakan hubungan antara PBNU dan PKB sebagai “pabrik mobil dan produk mobil” yang mengalami kesalahan sistem, yang dapat ditarik kembali jika ada masalah.

Menanggapi hal tersebut, Cak Imin dengan tegas menyatakan bahwa prestasi PKB pada Pemilu 2024 merupakan hasil kerja keras para kader yang telah membuktikan kemandirian mereka tanpa bergantung pada pihak luar.

Ia menekankan bahwa upaya dari Gus Yahya dan Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, untuk merongrong PKB tidak berdampak negatif. Sebaliknya, PKB berhasil meningkatkan perolehan suara secara signifikan.

“Prestasi perolehan PKB pada Pemilu 2024 diakui semua pihak, dan kita syukuri sebagai keberhasilan kader-kader yang tidak lagi bergantung pada siapa pun,” tulis Cak Imin melalui platform media sosial, X, pada Sabtu (3/8).

Ia menambahkan, “Digembosi Yahya dan Saiful di Pemilu malah membuat perolehan PKB meningkat tajam. Omongan Yahya dan Saiful enggak laku.”

Lebih lanjut, Cak Imin mempertanyakan motif PBNU yang terus menarik-narik PKB dalam berbagai isu, mengingat posisi PKB yang seharusnya mandiri dari organisasi keagamaan tersebut.

Ia juga menuduh Gus Yahya dan Gus Ipul telah melanggar prinsip-prinsip dasar (khittah) PBNU dengan mencoba mempolitisasi PKB.

“Yang rusak itu Yahya sama Saiful, kok PKB ditarik-tarik untuk ikut rusak. Apa enggak semakin menurunkan tingkat kepercayaan pada PBNU?” tegas Cak Imin.

Ia juga mengingatkan agar PBNU dan PKB saling menghormati dalam menjalankan perannya masing-masing.

Di sisi lain, Gus Yahya dalam pernyataan resminya mengibaratkan PBNU sebagai pabrik mobil yang bisa menarik kembali produk mereka, dalam hal ini PKB, jika terdapat kesalahan sistem.

“Ternyata ada kesalahan sistem di mobilnya. [Maka] ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya,” kata Gus Yahya, menekankan perlunya perbaikan jika terdapat masalah internal.

Kontroversi ini mencerminkan ketegangan yang ada antara dua entitas besar di kalangan Nahdliyin, dengan PKB yang berusaha mempertahankan kemandirian politiknya dan PBNU yang mencoba menjaga prinsip-prinsip keagamaan dalam menghadapi isu-isu politik.

Berita Terkait
Baca Juga