BMKG: Waspada La Nina, Curah Hujan Diprediksi Meningkat Hingga 40 Persen di Beberapa Wilayah Indonesia
ABATANEWS, JAKARTA — Indonesia kembali dihadapkan pada ancaman fenomena cuaca ekstrem. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan tanda-tanda semakin kuatnya La Nina yang berpotensi memicu peningkatan curah hujan di berbagai wilayah.
Masyarakat diimbau untuk bersiap menghadapi dampaknya yang dapat memicu berbagai bencana hidrometeorologi.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengingatkan bahwa analisis terbaru mengindikasikan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian ekuator tengah-timur mulai mengalami penurunan.
“Sudah terdeteksi perbedaan suhu muka air laut yang lebih dingin dari normal. Meski belum sampai 30 hari, indikator suhu ini sudah mendekati syarat La Nina dengan indeks -0,64,” jelas Dwikorita dalam video resmi BMKG, Minggu (3/11/2024).
Fenomena La Nina yang memengaruhi pola iklim global ini berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 20-40 persen pada periode Juni hingga November.
Sementara, dari Desember hingga Mei, BMKG memperkirakan wilayah barat Indonesia akan mengalami curah hujan tinggi karena pengaruh angin monsun.
Meski tidak berarti musim kemarau akan hilang, BMKG menyebutnya sebagai “kemarau basah” karena intensitas hujan yang lebih tinggi dari biasanya.
Peningkatan Potensi Bencana Hidrometeorologi
Dalam periode La Nina, intensitas curah hujan yang meningkat dapat memicu risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.
Dwikorita menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah.
“Kami menghimbau seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan mitigasi menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi,” ujarnya.
BMKG berharap masyarakat dapat mengantisipasi dampak La Nina dengan berbagai langkah pencegahan, terutama di wilayah-wilayah rawan.
Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan memperkuat kesiapan infrastruktur serta jalur evakuasi untuk meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
Mengapa La Nina Bisa Memicu Cuaca Ekstrem?
Fenomena La Nina terjadi ketika suhu permukaan laut di wilayah ekuator Pasifik mengalami penurunan drastis. Ini menyebabkan perbedaan tekanan udara yang memicu pola angin dan cuaca ekstrem, serta mengubah pola musim di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Selama La Nina, kelembapan udara yang lebih tinggi dari biasanya meningkatkan potensi hujan lebat yang sering kali berujung pada bencana.
Dengan fenomena ini, BMKG meminta masyarakat memantau informasi terkini mengenai prakiraan cuaca dan iklim.