Biden Klaim Hampir Semua Drone dan Rudal Iran Ditembak Jatuh 

Biden Klaim Hampir Semua Drone dan Rudal Iran Ditembak Jatuh 

ABATANEWS, AS – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengklaim drone dan rudal balistik yang ditembakkan Iran ke wilayah Israel mampu dijinakkan. Bahkan, hampir sebagian drone dan rudal tersebut mampu dihalau.

“Berkat pengerahan ini dan keterampilan luar biasa dari anggota militer kami, kami membantu Israel menghancurkan hampir semua drone dan rudal yang masuk,” kata Biden dikutip AFP, Minggu (14/4/2024).

Ia pun mengutuk pengeboman besar-besaran lewat udara yang dilakukan Iran terhadap Israel. Meskipun aset-aset militer AS di wilayah itu telah membantu menembak jatuh “hampir semua pesawat nirawak dan rudal” Iran.

Biden menyatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, dia telah menginstruksikan penerbangan pesawat militer dan pengiriman kapal perusak pertahanan rudal balistik AS ke Timur Tengah karena ancaman Iran terhadap Israel yang merupakan sekutu utama AS itu, makin jelas.

Serangan ini ditengarai akan memperluas perang Israel-Hamas yang sudah berlangsung selama enam bulan.

“Iran – dan proksinya yang beroperasi di Yaman, Suriah, dan Irak – melancarkan serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap fasilitas militer di Israel. Saya mengutuk keras serangan ini,” kata Biden.

Ratusan pesawat nirawak atau drone diluncurkan Iran ke Israel sebagai bentuk serangan. Serangan tersebut terjadi pada Sabtu (13/4/2024) waktu setempat.

Keputusan Iran untuk menggunakan drone untuk menyerang Israel membuka tirai era baru perang drone. Bahkan, Iran juga dikabarkan meluncurkan rudal ke wilayah Israel.

Dikutip BBC, jumlah drone yang diluncurkan Iran ke Israel mencapai lebih dari 200. Drone dan rudal tersebut diluncurkan dua pekan setelah Konsulat Iran di Damaskus dihantam gempuran udara.

“Iran telah meluncurkan lebih dari 200 drone dan rudal ke Israel, dua pekan setelah Konsulat Iran di Damaskus dihantam gempuran udara yang menewaskan sejumlah perwira militer Iran, termasuk komandan Pasukan Quds, Mohammad Reza Zahedi,” tulis laporan BBC.

Berita Terkait
Baca Juga